ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebagai salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia, Sulawesi Tenggara (Sultra) diminta terus mengembangkan produksi kakao.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sultra Sukanto Toding mengungkapkan, untuk pengembangannya, maka dibutuhkan klaster inovasi, yang nantinya bisa turut andil mendukung Sultra sebagai pusat produksi kakao. Bukan saja hanya masalah produksi, tapi juga bagaimana cara untuk berinovasi dari hulu hingga hilir.
“Hulu itu misalkan proses pembibitan, tentang bagaimana kita membuat kloning unggul, hingga akhirnya pada proses hilir, yaitu proses pascapanen,” kata Sukanto, ditemui di lokasi FGD di salah satu hotel di Kendari, Jumat (5/10/2018).
Ia melanjutkan, hal ini juga sesuai dengan program dari Gubernur Sultra, ialah peningkatan kemitraan dan daya saing. Dengan melalui klaster inovasi itu, maka pihaknya siap mendukung kerjasama Balitbang dengan Kemenristekdikti melalui penguatan komoditas produksi kakao, untuk didorong sebagai salah satu unsur pendukung peningkatan daya saing daerah.
“Jadi melalui kesempatan ini, kita gelar FGD pengembangan klaster inovasi produk unggulan daerah kakao, di mana kita kumpul semua pihak-pihak, ahli kakao dan pertanian yang nantinya akan kita susunkan masterplan, berupa kebijakan klaster inovasi kakao di Sultra,” kata dia.
Saat ini, menurutnya hal yang harus diperhatikan ialah bagaimana menumbuhkan gerakan cinta kakao, khususnya di kalangan pemuda yang nantinya menjadi penerus, untuk mengembalikan masa keemasan kakao di Sultra, yang dulunya berada di atas Sulteng.
“Tantangan kita itu, banyak petani-petani kita kalau habis panen atau bahkan masih di pohon itu langsung dijual, mereka tidak olah lagi. Padahal kalau bisa berinovasi dengan diolah kembali itu bisa menjadi nilai tambah lagi,” tutupnya. (B)
Reporter : Sri Rahayu
Editor : Jumriati