ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Dinas Pertanian Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menyebar racun untuk membasmi anjing liar, mulai 9 sampai 14 Maret. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit rabies pada warga, dan merupakan kerja rutinitas yang dilakukan 4 kali dalam setahun.
Menurut dr Jusriati, selaku Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Baubau, populasi anjing liar Kota Baubau kian bertambah. Tahun ini ditaksir mencapai 5000 ekor yang tersebar di seluruh Kecamatan, dan paling banyak dijumpai di pusat kota.
Baca Juga : Petani di Baubau Diberi Bantuan Benih Bawang Merah
Kondisi ini terjadi lantaran anjing liar sudah mengetahui cara menghindari racun, sebab menurut Jusriati, kala petugas menebar racun yang mati biasanya hanya anjing remaja dan anak-anak anjing saja. Kondisi ini berpotensi kepada warga yang terkena gigitan anjing dan terjangkit rabies.
“Bianya kebanyakan yang mati itu remaja dan anak-anaknya. Anjing dewasa itu instingnya lebih kuat, sehingga tidak mudah terkecoh dengan racun,” jelas wanita yang merupakan dokter hewan dihubungi lewat panggilan telepon, Minggu (8/3/2020).
Untuk membasmi anjing liar di Kota Baubau Dinas Pertanian akan menyebar sekitar 400 racun tiap malamnya. Di mulai dari besok, Senin dan Selasa malam di Kecamatan Betoambari, Murhum dan Batupoaro. Rabu malam di Kecamatan Surawolio dan Wolio. Kamis dan Jumat malam di Kecamatan Bungi, Kokalukuna dan Lea-lea.
“Kami akan menyimpan racun ini pada malam hari pukul 22.00 WITA. Kemudian akan mensterilkan kembali dini hari pukul 4.00 WITA. Racunnya kita ambil kembali agar tidak dimakan oleh hewan ternak masyarakat,” urai Jusriati.
Selanjutnya, kata Jusrianti, bangkai anjing liar yang mati akibat racun akan dievakuasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Baubau. Biasanya bangkai itu dikubur dalam- dalam untuk menjaga sterilisasi udara.
Ia menambahkan, selain memberi racun pada anjing liar, kegiatan pembasmian anjing liar di Kota Baubau juga ditujukan pada anjing peliharaan. Para pawang anjing diminta membawa peliharaannya di Kantor Dinas Pertanian untuk diberi vaksin anti rabies. Begitu pun kucing peliharaan, serta hewan peliharaan lainnya yang berpotensi menyebarkan rabies.
Berdasarkan cataran Dinas Kesehatan Kota Baubau, sepanjang 10 tahun terakhir ini tidak dijumpai lagi kasus warga Kota Baubau meninggal dunia karena terjangkit rabeis. Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, dr Wahyu menjelaskan bahwa setiap tahun selalu ada saja warga yang kena gigitan anjing. Artian anjing liar di Kota Baubau cukup berbahaya memberi potensi penyebaran rabies.
Ambil contoh dua tahun terakhir. Dimana 2018 terdapat 8 warga Kota Baubau dilaporkan kena gigitan anjing, dan tahun 2019, ada 3 orang.
Baca Juga : Komitmen Jaga Inflasi, Pemkot Baubau Raih Penghargan TPID Terbaik BI
“Untungnya saat ini sudah tersedia vaksin anti rabies di tiap-tiap puskesmas. Untuk gigitan yang parah di daerah leher dan kepala itu juga sudah disediakan serum anti rabies di kantor Dinas Kesehatan Kota Baubau,” terang Wahyu ketika dikonfirmasi via telepon.
Sebagaimana diketahui, virus rabies sendiri berasal dari empat jenis hewan yakni Anjing, kucing, kelewar dan monyet. Virus ini sudah ada dalam tubuh binatang itu masing-masing, dan saat-saat tertentu akan muncul. Misalnya pada musim panas, saat itu daya tahan tubuh hewan sendiri berkurang sehingga virus penyebab rabies akan mengalir dengan cepat hingga ke kelenjar ludah hewan tersebut. (b)
Kontributor : Risno
Editor : Kiki