Cerita Kapolsek Tolala, Tak Mau Mengungsi Demi Warga

1543
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tolala, IPTU Rahman
IPTU Rahman

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Pascagempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu, 16 Januari 2019, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tolala Iptu Rahman hingga hari ini belum bertemu istri dan anaknya.

Walau kerinduan menyelimuti hati, namun mantan penyidik Polsek Mandonga itu memilih tetap bertahan di wilayah tugasnya yang dirongrong gempa berulang kali. Kemarin, Sabtu (19/1/2019), warga di wilayah tugasnya itu masih merasakan getaran gempa.

Rahman tak mau lari dari tugas tanggung jawab. Meskipun ia terpaksa mengorbankan keluarganya sementara waktu. Itulah salah satu wujud kesetiaan Rahman terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

Rahman bercerita ketika gempa dengan magnitudo 3,0 mengguncang Kolut, Rabu (16/1/2019), ia sedang tak bersama istri dan anaknya. Rahman berada di Lasusua, sedangkan keluarganya berada di Tiwu. Saat perjalanan ke Tolala, ia berpapasan dengan sang istri yang panik dan mau mengungsi.

Dua pilihan menyelimuti benak Rahman. Melanjutkan perjalanan ke Tolala atau ikut mengungsi bersama istri. Menyadari dirinya bagian dari masyarakat, maka Rahman pun memilih melanjutkan perjalanan. Rahman mau melihat dari dekat situasi di wilayahnya.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

“Pas tiba saya langsung keliling memantau dan memang sudah banyak orang mengungsi,” ungkap Rahman pada awak zonasultra.id, Sabtu (19/1/2019) malam.

Rahman mengaku acap kali dibujuk istrinya untuk mengungsi di rumah keluarga di Kecamatan Tiwu. “Tapi saya katakan tidak bisa karena ini menyangkut tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang pelayan masyarakat. Apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini (sering gempa),” tuturnya.

Kondisi wilayah tugas Rahman saat ini memang membutuhkan kewaspadaan dan pengamanan ekstra ketat. Pasalnya, banyak rumah penduduk kosong karena ditinggal penghuninya mengungsi.

Tak hanya di Desa Tolala, namun Rahman harus melakukan pengawasan dan patroli keliling di Desa Bahari dan juga Desa Loka. Di dua desa ini juga banyak rumah yang ditinggal penghuninya mengungsi.

Imbau Warga Tetap Tenang

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Selepas salat Jumat, Rahman mengimbau warga yang masih bertahan agar tidak terlalu merasa takut dan panik. Ia juga berharap warga membantu pihaknya memantau kondisi air laut, serta mencegah aksi pencurian.

“Sebenarnya saya mau mengimbau warga agar segera kembali, tapi karena gempa lagi tadi pagi makanya saya tidak mengajak mereka kembali dulu. Nanti dampaknya ke saya juga,” kata Rahman.

Dalam konteks kemanusiaan, Rahman menyebutkan tetap mempunyai rasa takut. Namun, semangat akan tugas dan tanggung jawabnya mampu melemahkan ketakutannya.

“Apa boleh buat namanya juga tugas dan tanggung jawab seperti ikrar saya dalam sumpah prajurit bahwa jiwa ragaku untuk kemanusiaan,” ujarnya.

Rahman melakukan hal itu agar warga tidak hidup dalam trauma yang mendalam akibat gempa. Jika warga korban, maka ia pun siap berkorban.

Meskipun getaran masih dirasakan, Rahman tetap tak mau meninggalkan warga. Ia juga tak mau di wilayah tugasnya terjadi tindakan pencurian. (*/SF)

 


Kontributor: Samrul
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini