Cerita Yani, Mahasiswi Asal Wakatobi yang Tempuh Pendidikan di NCUE Taiwan

320
Waode Nurmayani
Waode Nurmayani

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Seorang mahasiswa asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menempuh pendidikan di National Changhua University of Education (NCUE) Taiwan.

Mahasiswa tersebut ialah Waode Nurmayani atau biasa dipanggil Yani. Ia telah menempuh program beasiswa di NCUE Taiwan setelah menerima beasiswa short-term professional internship dari Kementerian Pendidikan Taiwan pada 2022 lalu dengan kurun waktu selama 8 bulan.

Yani merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Ia sempat menempuh pendidikan SD di Kendari. Yani juga merupakan mahasiswa berprestasi di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan aktif di berbagai kegiatan kampus, baik nasional maupun internasional.

Di Unhas Makassar, Yani lulus di Prodi S-1 Peternakan. Ia kini masih menjalani tugas akhir S-2 Peternakan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia juga masuk dalam Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (Himmpas) UGM.

“Selain menjalani aktivitas kuliah, sehari-hari saya juga mengisi dengan mengajar bahasa Mandarin secara online,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp pada Kamis (14/9/2023).

Aktivitas Yani di NCUE Taiwan

Program beasiswa yang diikuti Yani dicanangkan oleh pemerintah Taiwan untuk mendorong pelajar internasional agar mampu berpartisipasi dalam short-term professional internship projects di Taiwan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai proses mempersiapkan diri untuk masuk dalam Asian Job Market.

Cerita Yani, Mahasiswi Asal Wakatobi yang Tempuh Pendidikan di NCUE Taiwan
Seorang mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menempuh pendidikan di National Changhua University of Education (NCUE) Taiwan.(Istimewa)

Yani mengungkapkan bahwa beasiswa short-term professional internship dari Kementerian Pendidikan Taiwan itu telah ia jalani selama 8 bulan sejak 26 Desember 2022 hingga 31 Agustus 2023.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Selama menjalani pendidikan dari beasiswa short-term professional internship, ia mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan Taiwan dan JB Biotech.

“Alhamdulillah selama tinggal 8 bulan di Taiwan, saya mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Taiwan. Ketika 2 bulan di JH Biotech, saya juga mendapatkan tambahan pendanaan dari perusahaan tersebut,” tuturnya.

Cerita Yani, selama 6 bulan pertama di NCUE, ia bergabung di laboratorium Molecular Neuroendocrinology. Selain beraktivitas di laboratorium, ia juga sering melakukan field trip bersama teman-teman foreigners yang ada di NCUE. Terkadang ia juga mengisi waktu dengan belajar bahasa Mandarin secara otodidak.

Berbekal prestasi dan kepiawaiannya dalam berbahasa Inggris dan Mandarin, di NCUE Yani ditugaskan menulis sejumlah artikel terkait peternakan di perusahaan JH Biotech Taiwan.

Tugas tersebut tentu saja “dilahap” nya dengan baik. Pasalnya, sesuai dengan background pendidikan S-1 dan S-2 yang ia jalani yaitu Peternakan. Artikel yang ditulisnya tersebut akan dikirim ke perusahaan pusat JH Biotech yang ada di USA.

“Insya Allah artikel tersebut akan dipublish. Di Taiwan, saya juga sempat mengunjungi beberapa industri peternakan,” ucapnya.

Yani harap pelajar atau mahasiswa Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara dapat mempersiapkan diri dan bisa menempuh pendidikan di luar negeri.

Ia mengaku, semua tahapan seleksi yang dilalui untuk bisa diterima hanya dengan mengikuti 2 tahapan seleksi yakni dengan menyiapkan berkas berupa data diri dan sertifikat prestasi serta mengikuti sesi wawancara.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Tentunya, semua berkas tersebut harus dibuat dalam bahasa Inggris. Untuk wawancara juga menggunakan bahasa Inggris, tapi kata Yani, akan lebih baik lagi jika memiliki kemampuan berbahasa Mandarin.

Motivasi dan Cita-Cita Yani

Yani mengaku sangat senang bisa menjadi bagian dari program tersebut. Selain dapat melatih kemampuan bahasa Inggris dan Mandarin, ia juga dapat memperluas pertemanan bukan hanya di Indonesia tetapi pertemanan mancanegara.

Usai menjalani pendidikan dengan program beasiswa tersebut, Yani bercita-cita menjadi dosen. Ia ingin memberikan motivasi kepada mahasiswa agar dapat terus berprestasi, tidak melihat dia laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, anak kota ataupun anak desa.

“Semua punya kesempatan yang sama. Asal ada kemauan dan kerja keras,” ujarnya.

Cerita Yani, Mahasiswi Asal Wakatobi yang Tempuh Pendidikan di NCUE Taiwan

Ia mengaku sebagai anak asli Wakatobi yang besar di Kendari dan di Buton. Kendati demikian, ia memiliki cita-cita mulia untuk mengembangkan kampung halamannya.

Salah satunya dengan menjadi dosen tamu di kampus-kampus Wakatobi, dan membentuk komunitas anak muda Wakatobi.

Mendapatkan banyak pengetahuan, relasi pertemanan yang semakin luas, dan membuka peluang membuat Yani berupaya untuk terus berbagi dan menginspirasi para anak muda.

Meskipun terlahir sebagai anak daerah, ia mengatakan bahwa harus tetap memiliki mimpi yang tinggi dengan meningkatkan ikhtiar dan menguatkan doa. Hal tersebutlah yang selalu dijunjung tinggi Yani. (A)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini