ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia turut berdampak bagi para pengusaha. Hal itu diakui oleh dua himpunan pengusaha yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan Himpunan Pengusaha dan Wiraswasta (Hipwi) FKPPI.
Ketua HIPMI Sultra Sucianti Suaib Saenong mengatakan agar wabah ini tidak semakin menyebar luas dan demi keselamatan tenaga kerja banyak pengusaha di Indonesia terpaksa merumahkan karyawannya. Sementara pengusaha harus tetap bertanggung jawab membayar gaji karyawan walau pendapatan perusahaan berhenti.
Dampak corona kata Suci dapat dilihat dari nilai rupiah yang jatuh dibanding dolar. Kemudian dia juga memantau bisnis travel di Provinsi Sultra anjlok, termasuk juga berpengaruh terhadap perhotelan, konstruksi, properti, dan manufaktur.
“Karena pandemi ini saya selaku Ketum Hipmi Sultra telah melakukan pendekatan ke beberapa perbankan di pusat agar memberi kebijakan penundaan pembayaran kredit UMKM di bawah Rp10 miliar sampai pandemi ini dapat terlewati,” tutur Suci melalui WhatsApp, Sabtu (4/4/2020).
(Baca Juga : Jubir Covid-19: Total Positif di Sultra 5 Orang, Dua Kasus Baru)
Terkait kebijakan pemerintah, Suci menyebut patut disambut baik, yakni Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19. Presiden baru mengumumkan Rp401,5 Triliun untuk penanganan Covid-19, yang didalamnya ada anggaran untuk program pemulihan ekonomi dan stimulus kredit usaha rakyat.
Suci menilai bisnis di Sultra tidak seberdampak seperti bisnis di Jakarta karena 40 persen tingkat penularan corona ada di Jakarta. Suci pun saat ini harus tetap berada di Jakarta dan belum bisa pulang ke Kendari karena mengikuti anjuran pemerintah agar tidak mudik.
Soal bisnis potensial di tengah pandemi ini, Suci menyarankan pengusaha bisa bisnis dari rumah seperti katering. Kemudian bisnis yang sekarang banyak dibutuhkan adalah alat pelindung diri (APD).
“UMKM yang tadinya membuat baju, sekarang cobalah membuat masker dari sisa-sisa kain yang memenuhi standar kesehatan,” ujar Suci yang juga merupakan pengusaha konstruksi dan tambang.
Suci juga mengamati yang menarik sekarang adalah ada bisnis yang maju di tengah pandemi ini misalnya bisnis e-commerce masih berjalan baik, supplier alat medis, food proccesing & retail, serta bisnis antiseptic atau sabun. Bertani rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, serai di halaman rumah juga perlu.
(Baca Juga : Pandemi Corona, Pengamat: Retribusi dan Pajak UMKM Baiknya Dihilangkan)
Secara terpisah, Ketua Hipwi FKPPI Sultra Rusmin Abdul Gani mengatakan selama mewabahnya corona memang berdampak pada pengusaha restoran, ritel, hotel di Sultra. Olehnya, sebagai pengusaha diharapkan tidak kehilangan ide-ide kreatif.
Salah satu contohnya adalah sudah banyak pengusaha yang memaksimalkan sistem digital, misalnya dengan penjualan secara online. Contoh lain kata Rusmin, usaha kursus atau belajar online juga bisa jadi peluang usaha baru.
“Banyak sekarang usaha-usaha online yang hidup. Ibu-ibu rumah tangga saat ini banyak bikin-bikin kue, makanan rumahan yang memanfaatkan teman-teman ojol, ini kan membangkitkan ekonomi,” tutur Rusmin.
Kendati demikian, mantan Deputi Site Manajer PT Virtue Dragon National Industry ini mengakui pengusaha saat ini sedang kesulitan dalam berkembang. Salah satu faktornya adalah pembayaran kredit di bank dan pengeluaran untuk biaya-biaya operasional, sementara pemasukan sedang menurun.
“Bisa dicek, saat ini hotel-hotel di Kendari sedang sepi. Yang kita inginkan adalah semua dapat kemudahan terkait pajak, cicilan, karena pengusaha juga ini mencicil di bank. Jadi relaksasi dari pemerintah ini sangat diharapkan,” ujar Rusmin di Kendari, Jumat (3/4/2020). (*)