ZONASULTRA.COM,ANDOOLO– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, meluncurkan program Desa Sadar Jaminan Sosial di Desa Wunduwatu Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (2/10/2019).
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kendari Muhyiddin, mengatakan kegiatan ini merupakan program BPJS Ketenagakerjaan secara nasional, yang bertujuan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di desa dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Muhyiddin menjelaskan, semua aktivitas ekonomi masyarakat rentan terhadap risiko kerja, sehingga pihaknya diberikan amanat untuk memproteksi risiko ekonomi dengan tidak melihat jenis pekerjaan masyarakat.
“Prinsipnya, kita menyasar seluruh pekerja informal, karena sebaran tenaga kerja di setiap desa, pekerja informal itu perbandingannya 70/30 persen dengan perkerja formal,” kata Muhyiddin.
Desa Wunduwatu ditetapkan sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan karena perangkat desanya sudah sadar. Hal itu dibuktikan dengan telah terdaftarnya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Konsel Sjarif Sajang mengungkapkan, dibentuknya desa sadar seperti di Wunduwatu, untuk menyadarkan tenaga kerja di desa bahwa ancaman terhadap kecelakaan kerja tidak bisa diprediksi kapan terjadi.
“Jangan sampai setelah ada musibah baru sadar bahwa perlunya perlindungan, terutama untuk keperluan biaya berobat atau biaya untuk keluarga bila pekerja meninggal dunia,” kata Sjarif.
(Baca Juga : Honorer Damkar Kendari yang Meninggal Disantuni BPJS Ketenagakerjaan)
Sjarif menambahkan, dirinya mengakui masih banyak tenaga kerja informal di wilayah Konsel yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu pihaknya berharap, masyarakat setempat dapat secara proaktif mendaftarkan diri sebagai pemegang jaminan sosial.
“Manfaatnya cukup besar, seperti meninggal dunia mendapat jaminan kematian dengan nilai Rp24 juta, dan biaya berobat ditanggung sampai pekerja itu benar-benar sembuh, sementara pembayaran premi per bulannya hanya Rp16.800 semua ini harus dimengerti masyarakat kita,” katanya.
Pelaksana Harian (Plh) Desa Wunduwatu Roshidin, menambahkan, terdapat 270 kepala keluarga di desanya yang mayoritas pekerjaannya adalah petani.
“Saya mengakui masih banyak tenaga kerja informal seperti petani, tukang ojek, tukang bakso yang belum memahami tentang jaminan sosial. Karena itu kewajiban pejabat seperti kami sebagai pemerintah di desa untuk mensosialisasikan program ini kepada warga,” terang Roshidin. (A)