Desa Watu Ondo di Konkep dan Potensi Wisata Kulinernya

221
Desa Watu Ondo di Konkep dan Potensi Wisata Kulinernya

ZONASULTRA.ID, LANGARA – Potensi wisata di wilayah Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara (Sultra) tak boleh dipandang sebelah mata. Di daerah ini terdapat banyak spot wisata yang menarik dan sayang untuk dilewatkan bagi para pencinta wisata alam.

Untuk mengembangkan potensi wisata di Konkep, pemerintah daerah setempat telah menetapkan tujuh desa wisata. Salah satunya Desa Wisata Watu Ondo yang terletak di Kecamatan Wawonii Timur Laut.

Dari Langara, ibukota Konkep, Desa Watu Ondo bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jaraknya kurang lebih 48 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Desa ini terletak di dalam lorong yang berjarak sekitar satu kilometer dari jalan poros Wawonii Barat- Wawonii Timur.

Kepala Desa Watu Ondo Sainal mengatakan, 70 persen wilayah pemerintahannya itu adalah hutan mangrove, laut, dan rawa. Sedangkan daratan hanya sekitar 30 persen saja sebagai kawasan pemukiman.

Sainal melanjutkan, hutan mangrove di Desa Watu Ondo memiliki luas sekitar 1 juta m² . Di desa ini terdapat beberapa wilayah yang masuk kawasan hutan lindung, dan sisanya masuk wilayah yang bisa dikelola atau dimanfaatkan untuk pengembangan wisata ataupun jenis kegiatan lainnya.

Melihat kondisi itu, pemerintah desa pun tertarik mengembangkan budi daya tambak ikan bandeng dan udang. Tambak yang dibangun rencananya seluas 14 hektare. Dalam pengembangan tambak ini, kepala desa melibatkan setiap perwakilan kepala keluarga (KK) di desanya yang berjumlah 97 KK. Pembangunan dimulai pada 2019 dan hingga saat ini masih dalam tahap perampungan.

Desa Watu Ondo di Konkep dan Potensi Wisata Kulinernyaac
Dermaga desa

Setiap perwakilan KK itu, kata Sainal, akan berbudi daya ikan bandeng dan udang. Kemudian hasilnya akan dipasarkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hasil penjualannya akan dibagikan ke masyarakat yang terlibat dalam aktivitas budi daya tersebut.

Selain potensi tambak, Desa Watu Ondo juga memiliki hasil perikanan yang melimpah, mulai ikan laut hingga kepiting bakau sehingga desa ini dinilai cocok untuk menjadi desa wisata kuliner. Apalagi pemandangan di bagian belakang desa sangat indah karena menghadap langsung ke Laut Banda.

Pemerintah desa pun membuat site plan pengembangan Desa Watuondo. Site plan tersebut menggambarkan output dari pengembangan tambak adalah menjadikan desa tersebut sebagai desa wisata yang terintegrasi, mulai dari wisata air laut, wisata mangrove, hingga wisata kuliner.

“Saya sendiri telah melakukan presentasi di Bappeda Konkep untuk mengembangkan site plan tersebut,” terang Sainal.

Sayangnya, kata Sainal, belum ada anggaran APBDes untuk desa wisata.

Ia melanjutkan, saat ini di kawasan tambak sudah dibangun jalan revitalisasi sepanjang 460 meter dan talud pengaman jalan sepanjang 600 meter yang dibantu melalui swakelola Kementerian PUPR.

Desa Watu Ondo di Konkep dan Potensi Wisata Kulinernya
Kawasan wisata mangrove dekat dengan lokasi tambak.

Juga sudah ada empat unit gazebo dan tracking mangrove yang dibangun Pemkab Konkep, hanya saja belum diserahkan ke pemerintah desa sebagai aset desa.

Sainal berharap aset yang berada dekat dengan kawasan tambak itu bisa dikelola oleh pemdes sehingga bisa dianggarkan dana desa untuk perawatan dan pengembangannya ke depan.

Pihaknya juga menata kawasan pemukiman sehingga tidak ada rumah yang saling membelakangi.

Desa Watu Ondo di Konkep dan Potensi Wisata Kulinernya
Lokasi pengembangan tambak ikan bandeng dan undang di Desa Watu Ondo.

Ia bercerita, awalnya ada sekitar 40 KK yang rumahnya berada di atas air laut, namun dipindahkan ke wilayah darat desa dan diinstruksikan untuk budidaya tambak di samping rumah dengan luas sekitar 15×25 meter. Tambak tersebut pun sudah menghasilkan.

Saat ini, kata Sainal, pihaknya tengah mempersiapkan sumber daya manusia melalui pelatihan budi daya tambak. Dalam pelatihan ini, pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) serta Yayasan Bina Insani.

Lokasi pengembangan tambak ikan bandeng dan undang di Desa Watu Ondo.

“Pelatihan ini kita lakukan karena pernah dilakukan budi daya, namun tidak berhasil. Sehingga dilakukan evaluasi, bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Muhammadiyah dan Bina Insani untuk meningkatkan kapasitas SDM,” terang Sainal.

Sainal berharap dukungan dari sejumlah pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten agar pengembangan desa wisata di Watu Ondo bisa diwujudkan.

Ia juga berharap masyarakat desa dapat mendukung serta bekerja sama untuk pengembangan tersebut. Pemdes menargetkan kawasan ini bisa mulai digunakan menjadi tempat wisata pada 2023 mendatang. (*)


Kontributor: Ilham Surahmin
Editor: Muhammad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini