Desember 2018, Tekanan Inflasi di Sultra Terkendali

96
ilustrasi inflasi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan pada Desember 2018, Sultra mengalami peningkatan tekanan inflasi dengan capaian inflasi sebesar 0,38 persen (mtm).

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Sultra Surya Alamsyah mengatakan, secara spasial, inflasi pada Desember 2018 disebabkan oleh inflasi di Kota Baubau sebesar 1,61 persen (mtm). Sementara, Kota Kendari mencatatkan deflasi sebesar sebesar 0,09 persen (mtm).

Jelasnya, peningkatan tekanan inflasi disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi pada kelompok transportasi angkutan udara. Tingginya permintaan terhadap angkutan udara seiring dengan berlangsungnya libur hari raya keagamaan dan libur sekolah.

Sehingga menyebabkan komoditas tersebut mengalami inflasi sebesar 41,18 persen (mtm), meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,79 persen (mtm).

Selain itu, kenaikan tekanan inflasi juga terjadi pada kelompok bumbu-bumbuan terutama cabai rawit yang mengalami inflasi sebesar 35,65 persen (mtm) dan bawang merah yang mengalami inflasi sebesar 14,72 persen (mtm).

“Terbatasnya penanaman yang dilakukan oleh petani atas kedua komoditas tersebut berdampak terhadap terbatasnya stok dan peningkatan harga di pasar,” tulisnya dalam rilis Bank Indonesia, Rabu (2/1/2019).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Meskipun demikian, peningkatan tersebut masih dapat tertahan oleh deflasi yang terjadi pada komoditas kelompok bahan makanan lain seperti beras, sayur-sayuran, dan ikan segar.

Surya menyebutkan secara keseluruhan realisasi inflasi Sultra pada 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh terkendalinya inflasi kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017.

Selain itu, penurunan juga terjadi pada kelompok lain seperti kelompok makanan jadi dan perumahan meskipun tertahan oleh peningkatan yang terjadi pada empat kelompok lainnya (sandang, kesehatan, pendidikan, dan transportasi).

“Beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan tekanan inflasi pada 2018 diantaranya ikan kembung, ikan layang, dan kacang panjang,” tambahnya.

Secara spasial pada 2018 Kota Kendari mencatatkan adanya penurunan tekanan inflasi, dari sebesar 2,96 persen pada 2017 menjadi 2,55 persen pada 2018. Hal yang sama juga terjadi di Kota Baubau yang mengalami penurunan tekanan inflasi dari 3,00 persen pada 2017 menjadi 2,92 persen pada 2018.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Menurutnya, terkendalinya inflasi juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang tidak menaikan tarif dasar listrik sepanjang 2018. Termasuk kondisi cuaca yang jauh lebih kondusif dibandingkan dengan tahun 2017.

Olehnya itu, menyikapi realisasi angka inflasi 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra bersama dengan TPID kabupaten dan kota berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi pada tahun 2019.

Upaya merealisasikan sinergi kerjasama antar daerah dalam rangka pemenuhan ketersediaan stok di pasar utamanya pada komoditas bahan makanan akan menjadi fokus kegiatan TPID pada 2019.

“Disamping melakukan penyempurnaan road map pengendalian inflasi daerah yang sejalan dengan dokumen perencanaan pembangunan di masing-masing daerah,” pungkasnya.

Dengan demikian, inflasi Sultra secara keseluruhan pada tahun 2018 tercatat sebesar 2,66 persen (yoy). Capaian tersebut lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,13 persen (yoy). Dan lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2017, serta berada pada target sasaran inflasi 2018 yakni 3,5 persen plus minus 1 persen. (a)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini