ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar aksi sapta pesona di Desa Wisata Namu, Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) selama satu hari, Minggu (9/9/2018) kemarin.
Kegiatan ini turut dihadiri pihak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Rinto Taufik Simbolon dan Ujang Sobari.
Kemudian, Sekretaris Dispar Provinsi Sultra Sumanto dan Kepala Seksi Tata Kelola Destinasi dan Industri Fery Armeinus. Serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Konsel yakni Sekdis Pariwisata Konsel Herianto beserta jajaran.
Ketua Panitia Muhammad Amin mengatakan, kegiatan aksi sapta pesona ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum di sekitar destinasi pariwisata yang berada di Kabupaten Konsel, khususnya yang berdomisili di Desa Wisata Namu. Agar masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan yang datang dengan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sapta pesona agar menjadi perilaku sehari-hari.
Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa Namu, perangkat desa se-Kecamatan Laonti, Dispar Kabupaten Konsel, Dispar Sultra, dan kalangan mahasiswa.
Sejumlah kegiatan yang dilaksanakan yakni pemberian materi dari pelaku usaha dan pihak Kemenpar RI, penanaman pohon mangrove dan kegiatan aksi bersih-bersih pantai serta penyerahan beberapa alat pembersihan kawasan Desa Wisata Namu.
Kepala Dispar Kabupaten Konsel A.B Subair yang membacakan sambutan dari Bupati Konsel Surunuddin Dangga menjelaskan, jika kegiatan aksi sapta pesona ini adalah bentuk kepedulian pemerintah pusat dalam hal ini Kemenpar melalui Dispar Provinsi untuk meningkatkan SDM dari pelaku wisata lokal dan masyarakat sekitar agar paham dan mengerti cara mengelola wisata yang baik dan benar.
Di mana aksi sapta pesona ini merupakan bentuk implementasi dari butir-butir sapta pesona di destinasi pariwisata kepada masyarakat. Masyarakat diharapkan ikut terlibat aktif dalam memahami apa makna dari butir sapta pesona, sehingga muncul rasa kepedulian terhadap pentingnya menjaga destinasi wisata.
Logo dari sapta pesona yang dilambangkan dengan matahari bersinar sebanyak 7 buah ini bermakna perihal keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan.
“Tujuh butir ini diharapkan dapat dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat desa wisata Namu agar lokasi wisata yang telah dicanangkan pemerintah ini tetap menjadi tujuan destinasi wisatawan lokal, nasional hingga mancanegara,” tukasnya.
Salah satu pengelola desa wisata Namu Arlan (38) sangat mengapresiasi kegiatan aksi sapta pesona ini. Sebab ia melihat masih banyak masyarakat lokal yang belum memahami secara pasti bagaimana mengelola desa wisata dengan berlandaskan nilai dari sapta pesona.
“Saya sendiri sudah lama mengelola tempat wisata ini dari pertama sekali, saya pikir kegiatan ini cukup menginspirasi masyarakat lokal untuk bersama menjaga desa wisata Namu,” kata Arlan.
Subair menambahkan, ke depan Kemenpar dapat terus melaksanakan kegiatan positif seperti aksi sapta pesona melalui kebijakan dan program terbaru guna meningkatkan kualitas SDM dari lembaga kepariwisataan, apalagi pihaknya saat ini tengah mengembangkan sejumlah spot wisata unggulan.
Assiten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Rinto Taufik mengungkapkan apresiasi kepada masyarakat desa wisata Namu yang memiliki keaktifan dalam mengikuti kegiatan aksi sapta pesona yang digelar pemerintah daerah.
“Yang terpenting dalam aksi sapta pesona adalah bagaimana masyarakat paham dan aktif dalam pengembangan wisata lokal,” tukasnya.
Ia pun menuturkan jika Kemenpar saat ini terus melakukan terobosan bagaimana sektor pariwisata di Indonesia dapat menjadi sumber devisa dan pendapatan negara, sehingga tidak terus mengandalkan sektor lain yang selama ini sudah menjadi sumber pendapatan negara. (B)