ZONASULTRA.ID, KENDARI – Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan sebanyak 230 desa wisata yang ada di Sultra bisa mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Wisata Dispar Sultra, Muh Ammarie Amrin, mengatakan, jumlah tersebut merupakan dua kali dari jumlah desa wisata Sultra yang telah terdaftar di Jejaring Desa Wisata (Jadesta) sebanyak 115 desa wisata.
Untuk mencapai target desa wisata yang akan dimasukkan dalam ADWI 2023, Dispar Sultra terus mendorong desa wisata yang ada di Sultra agar bisa terdaftar di Jadesta, karena syarat untuk mengikuti ajang tersebut harus terdaftar di Jadesta terlebih dahulu.
Ammarie mengatakan, target 230 desa wisata di Sultra yang akan diikutsertakan dalam ajang tersebut untuk meningkatkan prestasi yang diraih Sultra sebelumnya pada ADWI 2022 yaitu 18 desa di kategori 500 desa wisata, 11 desa di 300, 3 desa di 100, dan 2 desa di 50 besar.
“Kita sudah agendakan kegiatan untuk menyosialisasikan ke kabupaten kota. Kita akan minta mana yang menjadi desa wisata prioritasnya mereka, itu yang akan dikurasi oleh tim teknis provinsi untuk kita usul ke kementerian,” ungkapnya di Kendari pada Rabu (8/2/2023).
Baca Juga :
Dispar Sultra Target PAD 2023 di Atas Rp1 Miliar
Ia menjelaskan, setelah kabupaten kota mengusulkan beberapa desa wisata prioritasnya, Dispar Sultra akan menyosialisasikan untuk memperkuat jejak digital. Pasalnya, jejak digital masuk dalam salah satu kategori penilaian.
Ada 5 penilaian untuk ADWI 2023 yaitu daya tarik pengunjung, homestay dan toilet, kelembagaan desa wisata dan CHSE, sovenir serta digital dan kreatif.
Untuk memaksimalkan potensi desa wisata Sultra yang akan ikut dalam ajang ADWI 2023, Dispar Sultra akan melakukan bimbingan teknis dan pendampingan lapangan pada desa wisata prioritas yang akan diunggulkan.
Hal tersebut guna melihat kekurangan indeks wisata unggulan tersebut sehingga bisa di push agar lebih baik.
Data Jadesta per 6 Februari 2023, ada 258 desa wisata di Sultra yang telah memiliki keputusan Kepala Daerah (KADA), 89 diantaranya telah terdaftar di Jadesta bersama 26 desa wisata yang tidak memiliki keputusan KADA, sementara 169 desa wisata yang telah memiliki KADA belum terdaftar di Jadesta. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati
