ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kolaka memanggil agen elpiji 3 kilogram (kg), Kamis (25/6/2020). Hal yang dibahas terkait dugaan adanya permainan harga tabung melon tersebut di tingkat pangkalan.
Keempat agen elpiji bersubsidi di Kolaka tersebut yakni PT Putra Fajar Tenggara, PT Kolaka Putra Gas, PT Sumber Gas Mandiri Koltim, dan PT Anugrah Berkat Nafiri Karya.
Kepala Disperindag Kolaka, Achiruddin mengatakan pihaknya memanggil agen-agen ini untuk mencari tahu sebenarnya permasalahan yang terjadi, sehingga mengakibatkan melonjaknya harga elpiji hingga menyentuh angka Rp50 ribu per tabung selama dua pekan ini.
Setelah rapat dan berdiskusi dengan para agen, disimpulkan bahwa tidak terjadi kelangkaan elpiji tapi hanya keterlambatan distribusi dari SPBE Kendari ke SPBE Kolaka karena kondisi jalanan rusak. Lonjakan harga, kata dia, terjadi diduga karena ada pangkalan yang bermain dengan pengecer.
Untuk itu, pihaknya meminta data seluruh pangkalan yang tersebar di Kabupaten Kolaka. Selanjutnya, membentuk tim koordinasi untuk menindaki bila benar terjadi permainan antara pangkalan dan pengecer yang memperjualbelikan gas di atas harga eceran tertinggi.
“Pengecer ngambilnya di mana kalau bukan di pangkalan. Mereka tidak akan menjual dengan harga tinggi, jika dari pangkalan tidak pasang harga tinggi memang,” ujarnya.
Ia menekankan agar agen lebih meningkatkan pengawasan terhadap pangkalannya ketika melakukan penyaluran ke konsumen. Dengan demikian, penyaluran gas elpiji 3 kilogram tersebut tepat sasaran kepada masyarakat dengan kemampuan ekonomi ke bawah.
Perwakilan Hiswana Migas Kolaka, Rahim mengatakan karena adanya keterlambatan pengiriman gas dari SPBE Kendari ke SPBE Kolaka, maka terjadi antrian dalam pengisian tabung. Hal ini juga berimbas pada penyalurannya ke pangkalan-pangkalan. Sebab, agen harus menyalurkan secara bergilir atau bertahap ke pangkalan, sesuai dengan jatah (alokasi) yang sudah ditetapkan. Menurutnya, masih ada alokasi ke pangkalan yang belum terpenuhi, karena masih mengantre di pengisian.
“SPBE Kolaka kan tak hanya melayani pengisian untuk Kolaka saja, tetapi juga kabupaten lainnya seperti Kolaka Utara, Kolaka Timur, Bombana, dan Konawe,” paparnya.
Perwakilan PT Putra Fajar Tenggara, Dahlan mengatakan bila benar permainan terjadi di tingkat pangkalan, khususnya pangkalan yang dibawahinya, maka pihaknya akan tegas mengambil sanksi berupa pemutusan hubungan usaha terhadap pangkalan tersebut.
Agen juga meminta solusi kepada pemerintah untuk mengatasi kelangkaan dan lonjakan harga elpiji bersubsidi ini dengan memperbaiki sarana dan prasarana seperti jalan. Sehingga, ketika musim penghujan tiba, tidak terjadi kendala saat pendistribusian.
“Seperti pekan lalu, gas terlambat dikirim karena mobil tangki tidak bisa lewat di jalanan yang rusak. Akhirnya, penyaluran dari SPBE ke agen tersendat, begitu juga ke pangkalan,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah daerah setempat harus menegaskan kepada para aparatur sipil negara (ASN) agar tidak memakai gas elpiji 3 kilogram sebagai bahan bakar alat dapurnya, termasuk membuat aturan yang akan diberlakukan kepada pengecer-pengecer. (A)