ZONASULTRA.ID, KENDARI – Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jastria Pusmarani mengatakan bahwa secara normal etilen glikol ini sebenarnya senyawa tidak boleh ada di dalam obat sirup.
Kata dia, etilen glikol ini merupakan senyawa yang tidak berwarna dan tidak berbau. Zat tersebut larut dalam air, yang biasanya digunakan sebagai bahan baku dan sebagai bahan untuk pelumas rem dalam industri.
Berdasarkan dari informasi, bahwa pencemaran itu bisa ditoleransi di dalam bahan baku pelarut sirup yang terdiri dari 4 macam bahan baku pelarut sirup yaitu glycerin, propylene glycol, polietilena glikol dan sorbitol.
“Senyawa etilen glikol ini dapat ditoleransi tercemar di dalam bahan pelarut sirup tadi, kalau pada glycerin dan propylene glycol (PG) itu toleransi cemarannya hanya 0,1%. Sedangkan prolietilen glikol (PEG) toleransinya 0,25% berdasarkan Farmakope Indonesia,” katanya saat ditemui di ruangannya, pada Jumat (21/10/2022).
Selain itu, ia mengukapkan bahwa dugaan terjadinya gagal ginjal yang disebabkan oleh senyawa etilen glikol ini kemungkinan kadarnya melebihi toleransi cemaran pada sirup. Karena jika etilen glikol ini masuk dalam tubuh maka akan melalui proses metabolisme di hati sebanyak 80% dan 20% dikeluarkan lewat ginjal dalam bentuk urin.
Lanjut dia, 80% etilen glikol dimetabolisme di hati oleh bantuan enzim alkohol dehidorgenase yang nantinya menghasilkan 4 senyawa metabolit, yaitu senyawa glikoaldehid, glikolat, glioksilat dan produk akhirnya oksalat. Metabolit glikolat jika kadarnya tinggi dalam plasma darah maka menyebabkan asidosis metabolik peningkatan anion gap.
“Kenapa bisa terjadinya gagal ginjal karena metabolit oksalat tadi, kalau dia bereaksi dengan kalsium dalam darah akan meghasilkan kalsium senyawa kalsium oksalat monohidrat (COM). COM ini kalau kadarnya tinggi bisa menimbulkan kerusakan jaringan termasuk nekrosis pada tubulus proksimal ginjal sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal akut (acute kidney injury) yang bisa terjadi pada anak jika anak tersebut terpapar etilen glikol dalam jumlah yang tinggi,” ungkapnya
Ia menambahkan bahwa senyawa oksalat ini, bukan saja berasal dari metabolit etilen glikol, bisa juga dari tanaman atau makanan yang sering anak-anak konsumsi.
Jadi penyebab gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak ini yang diduga berasal dari cemaran etilen glikol tidak bisa diprediksi atau dipastikan apakah betul penyebabnya karena etilen glikol yang tercemar melebihi ambang batas dari pelarut sirup tersebut di atas atau bukan.
Saat ini belum bisa di pastikan bahwa kejadiaan gagal ginjal pada anak-anak ini disebabkan dari etilen glikol yang tercemar di dalam sirup.
“Jadi belum ada kepastian yang jelas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) maupun Kemenkes sehingga ini juga masih menjadi misteri karena penggunaan obat sirup yang menggunakan bahan pelarut di atas sudah beredar selama bertahun-tahun di Indonesia. Untuk saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) sementara untuk mengimbau kapada Badan POM untuk menghentikan penjualan obat berbentuk sirup yang tercemar,” tambahnya. (B)
Kontributor: Sutarman
Editor: Muhamad Taslim Dalma