ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan realisasi investasi tahun 2020 mencapai Rp11 triliun. Nilai ini lebih rendah dari target tahun 2019 yang mencapai Rp15 triliun.
Kepala DPM-PTSP Provinsi Sultra Masmuddin mengatakan, penurunan target investasi ini dinilai realistis dengan kondisi Sultra saat ini. Hanya saja ia tidak menjelaskan secara pasti terjadi penurunan target realisasi investasi itu.
Baca Juga : Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat di DPMPTSP Sultra Capai 81,98 Persen
Yang harus menjadi perhatian, menurutnya adalah bagaimana pemerintah daerah dapat menarik investor sebanyak-banyaknya untuk berinvestasi di Sultra.
“Gak usah banyak-banyak kita targetkan. Itu sudah cukup besar. Kalaupun targetnya bisa lebih besar kan bagus lagi. Intinya kita bekerja maksimal,” ungkap Masmuddin saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (25/2/2020).
Masmuddin juga menjelaskan bahwa memberikan karpet merah bagi investor untuk masuk di Sultra perlu dilakukan sesuai dengan keinginan pemerintah pusat, guna meningkatkan realisasi invesitasi secara nasional. Meski begitu, pihaknya menegaskan tetap melakukan cara-cara yang benar dan sesuai aturan dalam hal menarik investor yang masuk.
Perihal apakah virus corona yang terjadi di Wuhan, China berdampak terhadap realisasi investasi di Sultra, dirinya menyebutkan hal tersebut dapat diketahui setelah laporan triwulan I 2020 berjalan.
Sepanjang tahun 2019 realisasi invesitasi di Sultra melampui target. Dari target Rp15 triliun tercapai Rp17,1 triliun. Sebaran investasi tersebut berada di Kabupaten Konawe yang terbesar, kemudian Konawe Utara (Konut), Konawe Selatan (Konsel), Bombana, Kolaka, dan Kolaka Utara (Kolut).
Baca Juga : Lampaui Target, Rp17,1 Triliun Investasi Masuk di Sultra
Sektor pertambangan masih menjadi primadona bagi investor untuk menanamkan modalnya. Sektor lain yang ikut andil dalam realisasi investasi ini adalah sektor jasa, pertanian, perkebunan dan pariwisata. Namun, sektor pariwisata belum terlalu memberikan dampak signifikan.
Kemudian presentasi untuk jenis modal, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 65 persen dan sisanya 35 persen adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). PMA sendiri banyak berasal dari Tiongkok, India, Singapura, dan Rusia. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati