ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai realisasi investasi sepanjang tahun 2019 melampui target. Dari target Rp15 triliun yang diberikan nasional, Sultra mampu mencapai Rp17,1 triliun.
Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra Masmudin mengatakan, realisasi ini merupakan gambaran pergerakan investasi yang cukup menggembirakan di Sultra. Sektor pertambangan masih menjadi primadona bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Sebaran investasi tersebut berada di Kabupaten Konawe yang terbesar, kemudian Konawe Utara (Konut), Konawe Selatan (Konsel), Bombana, Kolaka, dan Kolaka Utara (Kolut).
Sektor lain yang ikut andil dalam realisasi investasi ini adalah sektor jasa, pertanian, perkebunan dan pariwisata. Namun, sektor pariwsata belum terlalu memberikan dampak signifikan.
(Baca Juga : Ali Mazi Klaim Pertumbuhan Investasi di Sultra Meningkat)
“Ya tidak bisa kita pungkiri, sektor sumber daya alam dan energi kita atau tambang masih seksi dan punya nilai jual yang tinggi ke investor,” ungkap Masmudin saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/1/2020).
Kemudian presentasi untuk jenis modal, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 65 persen dan sisanya 35 persen adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). PMA sendiri banyak berasal dari Tiongkok, India, Singapura, dan Rusia.
Tahun ini pihaknya sudah menyusun realisasi investasi yang akan dicapai. Namun, untuk target sendiri akan diumumkan saat rapat koordinasi bersama stakeholder terkait di Kendari.
Tapi disebutkan Masmudin bahwa realisasi investasi tahun 2020 masih akan didominasi sektor tambang, karena investasi yang sebelumnya sudah masuk terus melanjutkan investasinya di Sultra seperti pembangunan smelter. Meskipun upaya untuk mempromosikan sektor lain di Sultra terus dilakukan pemerintah kepada investor luar. (a)