ZONASULTRA.COM, KENDARI -Dua politisi wanita Sulawesi Tenggara (Sultra), Masyhura Ila Ladamay dan Rahmawati Badala kini terdaftar sabagai Bacaleg di Partai Bulan Bintang (PBB). Padahal, publik mengenal keduanya selama ini sebagai srikandi di Partai Amanat Nasional (PAN), khususnya saat partai itu dipimpin Nur Alam, mantan Gubernur Sultra.
Keduanya bukan saja kader dan pengurus utama di PAN, tapi pernah jadi anggota DPRD Sultra. Masyhura di periode 2004-2009, 2009-2014 termasuk sempat jadi Wakil Bupati di Bombana, atas nama PAN. Sedangkan Rahmawati Badala, anggota DPRD Sultra periode 2009-2014, termasuk sempat jadi Pj Ketua PAN Muna Barat. Posisi mereka di PAN sangat strategis selama ini.
Kini mereka hengkang ke PBB, dan jadi Caleg untuk kursi DPRD Sultra. Masyhura jadi Caleg dari Dapil Bombana-Konawe Selatan, sedangkan Rahmawati Badala tetap di Muna, Muna Barat dan Buton Utara. “Kami berterima kasih karena sudah dibesarkan PAN, kami tak menafikan hal itu,” kata Rahmawati Badala, Sabtu (28/07/2018).
Ia mengaku sudah pamit baik-baik ke PAN, dan menyampaikan ingin berjuang bersama PBB untuk Pemilu 2019. “Kami ditawari kembali jadi Caleg PAN, termasuk ada tawaran dari partai lainnya, tapi dengan berbagai pertimbagan, kami memilih PBB. Termasuk Ibu Masyhura,” kata istri mantan Ketua KPU Sultra itu sembari melirik Masyhura yang ada di sampingnya.
Apakah ia yakin masih populer di Dapilnya, mengingat saat ini telah banyak pemilih baru? Terkait itu, Rahmawati sangat yakin. Katanya, jejak politiknya selama ini termasuk investasi sosial yang pernah ia lakukan, masih diingat. Namanya pun ia yakini masih cukup dikenal. “Target kami PBB harus 1 kursi dari Dapil ini,” tandasnya.
Masyhura juga berpikir sama. Ia dan koleganya itu mantap bergabung di PBB karena melihat potensi partai ini dimasa datang, khususnya di Sultra yang bisa besar. Apalagi di pimpin Ruksamin, yang diyakininya bisa jadi politisi besar Sultra di kemudian hari. “Era sekarang sudah beda. Lagi pula, kontestasi semacam ini, kekuatan figur lebih penting dari partai itu sendiri,” kata mantan Wabup Bombana itu.
(Baca Juga : Banyak Caleg Pindah Partai Bukti Kaderisasi Lemah)
Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra itu menepis anggapan bahwa kembalinya ia ke panggung politik apalagi mau ke DPRD Sultra, adalah gejala post power syndrome (keinginan untuk terus berkuasa). Bagi Masyhura, berpolitik itu adalah jalan hidup dan lebih kepada pengabdian agar bisa berguna dengan orang lain.
“Kami ini banyak aktivitas kok, bukan tak punya kerja kemudian ingin jadi Caleg. Kami ingin jadi inspirasi bagi para perempuan Sultra, mengambil peran dalam pembangunan daerah dan kami ingin membuktikan bahwa kami masih memiliki kemampuan semacam itu,” tandas mantan Sekretaris DPW PAN Sultra itu.
Masyhura sama sekali tidak khawatir dengan banyaknya pemilih milenial, yang bisa saja tak lagi mengenalnya. Menurutnya, khusus di Konsel, apalagi Bombana, mungkin secara fisik bisa jadi anak-anak muda tak mengenalnya. Tapi nama dan jejak sosialnya masih cukup diingat dan dikenal. Ia sangat yakin, konstituen dari kalangan milenial pasti membertimbangkan untuk tetap memilihnya kelak.(*)
Penulis : Abdi MR