ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan realisasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) per Oktober 2017 di Sultra untuk premium sebanyak 175.650 kiloliter pertalite 51.356 kiloliter, pertamax 6.162 kiloliter kerosine (minyak tanah) 25.145 kiloliter, dan solar 86.635 kiloliter.
Kepala Bidang Minyak dan Gas (Migas) ESDM Sultra Andi Azis mengatakan banyak warga yang masih menggunakan kerosine, karena ada beberapa daerah yang belum terkonversi gas.
Dia menyebutkan, kebutuhan BBM terbesar terdapat di Kendari, Kolaka, dan Baubau. Dimana, ketiga daerah itu menjadi daerah transit dan pusat pertumbuhan di Sultra.
“Selain itu Unaaha yang berada ditengah-tengah dan Bombana yang merupakan pusat lingkar,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (19/1/2018).
Tak hanya itu, realisasi penyaluran atau pendistribusian tabung LPG 3 kilogram cukup bagus. Sempat terjadi kelangkaan, namun faktor penyebabnya dikarenakan adanya tabung gas, yang disalurkan ke daerah yang belum terkonversi. Kendati demikian, jumlahnya tidak terlalu besar.
“Permintaan masyarakat tinggi, tapi kalau disalurkan ke daerah yang belum terkonversi, kan bisa menyebabkan kelangkaan di daerah konversi,” tambahnya.
Olehnya itu, ia mengharapkan agar pendistribusian LPG bisa lebih tepat sasaran dan tepat waktu. Sehingga, gas melon tersebut tidak mengalami kelangkaan dan kenaikan harga.
Sementara itu, untuk pengajuan usulan kuota migas baik BBM maupun LPG di 2018 pada dana APBN, pihaknya menaikan sebesar 5 sampai 10 persen dari total realisasi yang tercatat pada 2017.
Tentu saja setelah menghitung kebutuhan masing-masing sektor seperti transportasi, rumah tangga dan usaha mikro, serta kebutuhan disektor pertanian dan perikanan. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose