ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat indeks nilai tukar petani (NTP) Sultra pada Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 0,49 persen (m to m). Pada Januari 2018 sebelumnya indeks NTP sebesar 94,37 menjadi 93,91 pada Februari 2018.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sultra Surianti Toar mengatakan, indeks NTP masing-masing subsektor tercatat pada subsektor tanaman pangan (NTPP) 91,85, hortikultura (NTPH) 88,66, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 86,80, peternakan (NTPT) 103,85, dan perikanan (NTNP) 116,61. Selain itu, NTP subsektor nelayan (NTN) 123,69 dan pembudidaya ikan (NTPi) 99,72.
“Hanya dua yang mengalami kenaikan, yang lainnya mengalami penurunan,” ujar Surianti saat rilis resmi di Kantor BPS Sultra, Kamis (1/3/2018).
Dia menyebutkan hal itu disebabkan menurunnya harga komoditi jagung, ketela pohon, dan ubi jalar di tingkat petani. Di sektor holtikultura seperti turunnya harga buah-buahan dan sayur-sayuran. Sementara di sektor perkebunan terjadi penurunan harga kakao.
Sedangkan peternakan terjadi penurunan harga pada ayam kampung, itik, dan kambing. Lanjutnya, sektor perikanan mengalami kenaikan sehingga memberikan kesejahteraan bagi petani. Komoditi yang mengalami kenaikan harga yaitu udang, cumi, kakap bawal, tuna, dan baronang.
Pada Februari 2018, Sultra juga tercatat mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,48 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada enam kelompok pendukung yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,33 persen.
Kemudian, perumahan 0,08 persen, kelompok sandang 0,18 persen, kelompok kesehatan 0,20 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,18 persen
“Sedangkan pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami penurunan 0,12 persen,” jelasnya. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati