FRSBW Bantah Rencanakan Anarkis Saat Demo Tolak Tambang

DEMO - Aksi unjuk rasa ratusan orang yang menolak kehadiran tambang di Kabupaten Konawe Kepuluan (Konkep), terlibat bentrok dengan petugas keamanan di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Rabu (6/3/2019). (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Front Rakyat Sulawesi Tenggara Bela Wawonii (FRSBW) membantah pernyataan Polda Sultra tentang indikasi bahwa para pendemo telah merencanakan aksi berlangsung anarkis pada Rabu (6/3/2019) lalu di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra).

Koordinator Lapangan FRSBW, Maskuri mengatakan terkait gerakan 6 Maret 2019 itu sama sekali tidak direncanakan untuk anarkis. Kayu yang dipegang oleh massa aksi hanyalah alat demonstrasi berupa kertas persegi yang dipasang pada sebatang kayu.

“Mengapa alat aksi tersebut memakai kayu karena bisa diangkat lebih tinggi dan bisa dilihat langsung oleh publik sebagai tuntutan kami,” kata Maskuri melalui pesan Whatsapp, Minggu (10/3/2019).

Dia mengatakan, yang memancing keributan itu dimulai dari pihak kepolisian, melalui himbauan Kapolres Kendari yang menginstruksikan 5 menit massa aksi bubar. Setelah 5 menit berlangsung massa aksi yang masih merapikan barisan sudah diserang dengan semprotan watercanon, yang membuat massa aksi berhamburan tidak beraturan.

Menurut dia, dari pihak Satpol PP yang awalnya melempari massa aksi dengan batu, bahkan ada batu yang besar. Setelah itu baru terjadi aksi saling lempar batu, namun Maskuri membantah bahwa batu itu telah disiapkan.

(Berita Terkait : Demo Tambang Berakhir Bentrok, Sejumlah Pendemo Luka-luka)

Soal izin dari kepolisian, Maskuri mengaku pihaknya sudah melayangkan surat pemberitahuan aksi pada 3 maret 2019 sekitar pukul 09.00 wita yang dibawa langsung oleh anggota front ke Polres Kendari.

“Jika memang pemberitahuan tersebut ditolak oleh pihak kepolosian, mengapa tidak memberikan bukti penolakannya secara tertulis, karena dari sisi administrasi pemberitahuan kami tertulis, yah kalau ditolak harus tertulis juga,” tutur dia.

Sebelumnya, Kasubbid Penmas Polda Sultra Kompol Agus Mulyadi mengatakan bahwa demo tersebut tidak memiliki izin kepolisian. Selain itu, di tempat demo ditemukan ada beberapa oknum melakukan demo dengan terlebih dahulu menyiapkan beberapa alat seperti batu dan kayu yang akan digunakan untuk menyerang petugas.

(Berita Terkait : Aksi Demo Tolak Tambang Wawonii Tak Berizin Kepolisian)

“Sehingga terindikasi bahwa aksi unjuk rasa ini memang sudah disetting (direncanakan) untuk persiapan anarkis,” ujar Agus di ruang Media Center Polda Sultra, Jumat (8/3/2019).

Untuk diketahui, aksi demonstrasi menuntut pencabutan 13 izin usaha pertambangan Kabupaten Konawe Kepulauan berakhir bentrok, pada Rabu (6/3/2019) lalu. Ratusan massa yang masuk ke halaman Kantor Gubernur Sultra, dipukul mundur oleh pihak Kepolisian dan Satpol PP.

Petugas menggunakan tembakan water canon dan gas air mata. Ratusan massa aksi itu dibubarkan secara paksa. Aksi saling serang pun terjadi. Massa yang ditembaki gas air mata dan tembakan dari water canon membalas dengan lemparan batu dan balok kayu ke arah petugas.

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini