ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Banjir yang melanda dusun I Desa Lalowosula, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebabkan ratusan hektar areal persawahan siap panen di wilayah itu gagal panen. Kerugian para petani ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Menurut warga setempat, kejadian serupa selalu terjadi setiap musim hujan tiba. Dampaknya sangat memukul ekonomi warga. Sebab, biaya yang digunakan untuk bersawah tidak sedikit.
Indra, warga dusun I Desa Lalowusula misalnya, setiap tahun dalam satu kali musim tanam ia selalu menderita kerugian materi sampai puluhan juta. Kali ini, banjir merendam padi miliknya setinggi 50 sentimeter (cm). Padi tersebut telah siap panen dengan luas satu hektar.
Baca Juga : Dihantam Hujan, Proyek Pengaspalan Dangia Koltim Kian Memburuk
“Tahun lalu begini juga, banjir lagi. Kita hanya bisa pasrah saja. Kalau di lokasi saya, ada puluhan hektar sawah siap panen terendam,” kata Indra pada zonasultra.id, Sabtu (8/6/2016).
Selama ini, lelaki berusia 26 tahun tersebut hanya mengandalkan penghasilan utama dari bersawah. Hasil dari tanaman kebun yang dimilikinya sudah tidak mampu mengimbangi tingginya kebutuhan hidup bersama istri dan satu anaknya.
“Kalau gagal panen begini terpaksa kami mengutang lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti tahun lalu. Untungnya, ada keluarga yang meminjamkan kami uang. Kalau tidak begitu, kami mau apalagi. Padi yang menjadi tumpuan kami satu-satunya gagal panen lagi,” bebernya.
Indra berharap Pemerintah Kabupaten Koltim segera memperbaiki saluran pembuangan air menuju jembatan pembuangan yang tak jauh dari lokasi sawahnya. Sehingga, saat musim hujan berikutnya, ia bersama petani lainnya tidak gagal panen lagi. Selain itu, Indra juga mengharapkan ganti rugi dari pemerintah kabupaten.
“Kasian kami sudah hancur, apalagi sudah tiga kali berturut-turut gagal panen seperti ini,” katanya.
Baca Juga : Rumah Kebanjiran, Calon Pengantin di Koltim Terancam Pindah Tempat Nikah
Gagal panen kali ini juga dirasakan Gangga (42), warga dusun III Desa Lalowosula. Dua hektar padi siap panen miliknya habis rebah dan terendam banjir.
“Kalau kerugian saya mencapai Rp50 juta sampai Rp60 juta karena ongkos kerjanya saja sampai Rp17 juta-an. Kami hanya bisa pasrah saja. Ketinggian air mencapai 2 meter sampai 2,5 meter,” katanya.
Kegagalan panen ini membuat Gangga berada pada dua pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, serta mempersiapkan biaya bercocok tanam di musim berikutnya.
“Kalau bukan ngutang ya pinjam kredit di bank. Habis mau bagaimana lagi kalau gagal panen begini,” tandasnya.
Dia menambahkan, akibat banjir yang melanda dusun III terdapat ratusan hektar sawah petani gagal panen, dengan estimasi kerugian mencapai miliaran rupiah.
Baca Juga : Sudah Lima Hari Dusun Anambada Koltim Dikepung Banjir
Gangga berharap pemerintah segera memperbaiki saluran pembungan air yang tersumbat menuju sungai Taman Nasional Rawa Aopa (TNRA). Setidaknya, dilakukan normalisasi sungai.
Pantauan zonasultra.id di dusun I Desa Lalowosula, selain persawahan gagal panen, puluhan rumah di dusun itu juga tergenang air. Kebanyakan rumah yang terendam air hanya berjarak 600 meter dari sungai di wilayah ini.
Menurut warga sekitar, saluran pembuangan air yang ada tidak dapat menampung debit air yang besar lantaran hujan yang mengguyur. Selain itu, jalan akses masuk dusun sangat rendah.
“Kalau hujan deras turun begini jadinya. Setiap tahun selalu begitu,” kata salah satu warga dusun I, Maria (49). (a)
Kontributor: Samrul
Editor: Jumriati