Sudah Lima Hari Dusun Anambada Koltim Dikepung Banjir

ilustrasi banjir
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Warga Desa Anambada, Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya yang berdomisili di dusun III dan IV masih ‘dikepung’ banjir. Sudah lima hari terhitung sejak Rabu (29/5/2019) sampai Minggu (2/6/2019), banjir dari luapan sungai masih menggenangi rumah penduduk serta jalan dusun.

Sekitar 25 unit rumah warga di dua dusun tergenang banjir, seiring dengan intensitas hujan yang juga meningkat. Untungnya, sebagian besar rumah warga yang berdomisili di pesisir sungai Taman Nasional Rawa Aopa (TNRA) tersebut berbentuk rumah panggung, sehingga luapan air sungai hanya sampai sebatas bawah kolong rumah saja.

Sementara di dusun IV, terdapat satu rumah milik warga yang sampai dimasuki luapan air sungai lantaran bukan rumah panggung.

(Baca Juga : Rumah Warga Desa Gunung Jaya Koltim Terendam Banjir)

Kepala Desa (Kades) Anambada, Hj Ernawati mengatakan, banjir yang melanda dua dusun di wilayahnya bukanlah kali pertama terjadi. Banjir selalu terjadi setiap tahunnya. Banjir disebabkan tidak adanya saluran pembuangan air sungai (buntu).

“Pokoknya asalkan hujan tiga hari banjir lagi. Tadi ada laporan dari warga, katanya tinggi air di jalan poros dusun mencapai paha orang dewasa,” kata Ernawati pada zonasultra, Minggu (2/6/2019) malam.

Tingginya luapan air sungai juga sempat menutupi alas jembatan kayu yang menjadi satu-satunya jembatan penghubung dusun III dan IV. Warga masih bisa tetap melewati jembatan itu dengan berjalan kaki. Warga tidak berani melintasi jembatan menggunakan sepeda motor.

(Baca Juga : Pohon Tumbang Sebabkan Kemacetan di Desa Lalingato Koltim)

“Motor terpaksa disimpan di tempat yang lebih tinggi dan tidak tergenang. Warga tidak mau melewati jembatan pakai motor karena takut. Jembatan itu sudah pernah diusulkan ke PU namun hingga kini belum dikerjakan. Mungkin belum ada dananya,” ungkap Ernawati.

Ernawati menambahkan, persoalan banjir yang terjadi tiap tahunnya itu telah disampaikan dan diketahui oleh Bupati Koltim.

“Bahkan kami bersama enam desa tetangga membuat proposal pembuangan air untuk diajukan ke pusat karena diminta oleh pak bupati. Bahkan kami sudah bertandatangan. Tapi sampai sekarang tidak ada juga respon,” ujarnya.

Setiap tahun pihaknya juga selalu mengusulkan normalisasi sungai, baik dalam musrembang maupun reses. Namun tetap tidak ada respon. (b)

 


Kontributor: Samrul
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini