Garuda Indonesia Kurangi Frekuensi Penerbangan Kendari-Baubau

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

ZONASULTRA.COM, KENDARI – PT Garuda Indonesia mengurangi frekuensi penerbangan dari Kendari menuju Baubau dan sebaliknya untuk mengoptimalisasi rute penerbangan domestik maskapai pelat merah tersebut.

Branch Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Kendari, Tomy Chrisbiantoko mengatakan jika sebelumnya pesawat Garuda terbang setiap hari untuk rute Kendari – Baubau, namun per bulan Oktober ini dikurangi menjadi empat kali sepekan, yaitu setiap Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.

Dengan adanya pengurangan frekuensi penerbangan yang awalnya dari setiap hari menjadi empat kali sepekan tentu menyebabkan terjadinya perubahan jadwal. Kata Tomy, perubahan ini untuk menyesuaikan dengan semua jadwal penerbangan yang ada agar bisa menjadi satu rotasi penerbangan.

“Kita kemarin kan ada dua pesawat, tapi jadi satu pesawat saja yang digunakan. Itu kita maksimalkan jadikan satu rotasi,” jelasnya saat ditemui di Kantor Garuda Indonesia, Jumat (30/11/2018).

Pria yang hobi bersepeda itu menjelaskan, untuk memaksimalkan penggunaan satu pesawat jenis ATR, rotasi pesawat Garuda menjadi terbang dari Makassar – Baubau – Kendari – Wakatobi begitu pula sebaliknya pada empat hari tersebut.

Adapun jadwal penerbangan satu rotasi Garuda Indonesia dari dan tujuan Makassar – Baubau 06.10 – 07.15 Wita. Baubau – Kendari 07.45 – 08.35 Wita. Kendari – Wakatobi 11.20 – 12.10 Wita. Kemudian sebaliknya, Wakatobi – Kendari 12.40 – 13.40 Wita. Kendari – Baubau 14.00 – 15.00 Wita. Baubau – Makassar 15.30 – 16.40 Wita.

“Dari Baubau pesawat parkir dulu (standby) selama dua jam di Bandara Halu Oleo Kendari, karena menunggu pesawat NG yang dari Jakarta untuk diangkut sebelum ke Wakatobi. Jadi terjadi konektivitas dengan penerbangan dari Jakarta,” jelasnya.

Selain itu, kata dia pengurangan frekuensi ini juga dilakukan karena permintaan masyarakat yang menggunakan jasa Garuda Indonesia sangat kurang.

Menurut dia, permintaan penumpang di Baubau tidak tiap hari, tetapi terjadi secara musiman (seassional). Itupun, penumpangnya kebanyakan dari kalangan pemerintah daerah atau pengusaha.

“Memang karena demand yang kurang bagus. Jadi kita satukan, daripada kita pakai dua pesawat, mending pakai satu pesawat tapi dioptimalkan dengan baik,” pungkasnya.(B)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor: Abdul Saban

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini