Gua Liangkobori Unjuk Pesona Lewat Festival

Gua Liangkobori Unjuk Pesona Lewat Festival
FESTIVAL LIANGKOBORI - Bupati Muna, Rusman Emba membuka secara resmi festival budaya Liangkobori, Kamis (27/12/2018). (Nasrudin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RAHA – Situs sejarah gua Liangkobori yang terletak di Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah menjadi perbincangan dunia.
Bagaimana tidak, situs yang merupakan peninggalan prasejarah ini, telah diteliti oleh berbagai peneliti dan ahli arkeologi di dunia. Coretan dan beberapa gambar yang tertulis dinding gua diperkirakan telah berusia 5 ribu tahun.

Hal ini pun, menjadi nilai plus bagi pemerintah kabupaten Muna untuk memperkenalkan diri di mata dunia. Bupati Muna, Rusman Emba tak ingin melewatkan kesempatan itu.

Sejalan dengan visi dan misinya, Gua Liangkobori bakal menjadi jualan untuk memperkenalkan berbagai sektor wisata di Muna.

Jelang akhir tahun 2018, pemda Muna melalui dinas Pariwisata, Kecamatan Lohia dan himpunan pemuda mahasiswa desa Liangkobori mencetuskan festival Liangkobori.

Berbagai kearifan budaya Muna ditampilkan. Seperti Dokobelo salah satu ritual masyarakat Muna yang masih lestari hingga sekarang dan upacara tutura. Selain itu tari Pobante atau gotong royong yang ditampilkan oleh siswa siswi SDN 7 Raha.

Bupati Muna Rusman Emba bersama pimpinan SKPD dan ratusan masyarakat yang ikut menyaksikan disambut dengan tarian khas Muna, tari Linda. Tari Linda tradisional ini digunakan sebagai upacara pingitan bagi gadis Muna yang memasuki masa remaja.

Bupati Muna, Rusman Emba mengatakan, Gua Liangkobori kini sudah mendunia tinggal dipoles dengan berbagai saran penunjang seperti jalan dan gazebo di sekitar gua.

“APBD 2019 sudah dianggarkan sebesar Rp 1,3 miliar. Itu untuk pembangunan jalan menuju gua,” terang Rusman, Kamis (27/12/2018).

Kata dia perhatian pemerintah untuk membangun sektor wisata di Muna bukan sebagai isapan jempol belaka. Ini sudah tertuang dalam program Mau Te Wuna.

“Kita akan jadikan Liangkobori sebagai ikon daerah karena konsentrasi saat ini mengarah disektor wisata,” cetusnya.

Sementara itu, Plt Kadis Pariwisata Muna, Amiruddin Ako mengatakan, gua Liangkobori masuk ajang anugrah pesona indonesia. “Gua Liangkobori kokoh diurutan ketiga pada anugerah pesona indonesia,” paparnya.

Kata Amiruddin, jika daerah lain di Sultra memiliki tambang emas dan nikel, maka di Muna juga memiliki tambang, yakni di sektor wisata.

Lihat saja pantai Meleura yang kini menjadi lokasi pembuatan film oleh sejumlah televisi nasional. Hal ini pun mampu meningkatkan sektor ekonomi bagi masyarakat setempat.

“Penghasilan para pedagang yang ada dipantai Meleura kalau sepi mencapai Rp 1 juta sementara kalau rame bisa sampai Rp 3 juta,” cetusnya. (b)

 


Kontributor : Nasrudin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini