Guru SMPN 2 Kodeoha Bantah Kepala Sekolah Tidak Tahu Pemotongan Dana PIP

potong-dana
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sejumlah guru di SMPN 2 Kodeoha, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) menyesalkan sikap kepala sekolah (KS) Hasan Basri yang tidak mengetahui adanya pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2017.

potong-dana
Ilustrasi

Salah satu guru kesiswaan SMPN 2 Kodeoha, Musriani mengatakan, pemotongan dana PIP itu merupakan hasil kesepakatan bersama semua guru dan orang tua siswa. Dan itu sudah diketahui kepala sekolah. Pemotongan itu sebagai ucapan terimah kasih orang tua kepada pihak sekolah.

“Kepala sekolah tahu karena saya diperintahkan untuk mengurus berkas pencairan di bank. Jadi tidak mungkin kepala sekolah tidak tahu,” ujarnya ditemui di Kamis (2/11/2017).

Menurutnya, biaya mobilisasi terhadap siswa diangap wajar karena siswa lebih banyak difasilitasi kendaraan.

“Sebenarnya bukan pemotongan tapi ucapan terima kasih dari orang tua terhadap kami karena menggunakan kendaraan pribadi guru untuk biaya transpor,” kata Musriani.

Berita Terkait : Orang Tua Siswa SMPN 2 Kodeoha Keluhkan Pemotongan Dana PIP

Sewaktu pencairan semua siswa hadir karena siswa tanda tangan sendiri dan harus dicairkan sendiri. “Pernah waktu rapat komite kami sampaikan secara lisan, semua orang tua setuju,” ungkapnya.

Musriani menambahkan, selain biaya transportasi dana dari siswa itu untuk membiayai fotocopy berkas selama pengurusan.

“Kadang kita kewalahan untuk pencairan siswa karena berkasnya sering salah. Jadi digunakan juga untuk biaya berkas karena datanya harus dikolektifkan saat di bank,” tutupnya.

Sebelumnya sejumlah orang tua siswa SMPN 2 Kodeoha menyayangkan tindakan pihak sekolah yang memotong dana Program Indonesia Pintar (PIP) sebanyak Rp25.000 hingga Rp35.000 untuk biaya mobilisasi saat melakukan pencairan.

Kepala SMPN 2 Kodeoha Hasan mengaku tidak mengetahui jika ada pemotongan biaya mobilisasi terhadap siswa karena untuk melakukan pencairan ditugaskan dari salah satu guru yang mendampingi melakukan pencairan.

“Saya tidak tau kalau ada pemotongan karena saya tidak ada waktu pencairan, hanya ibu Musriani yang ditugaskan untuk mengantar jangan sampai orang tua siswa yang mendampingi bisa saja salah data harus pulang balik ke sekolah,” ujarnya. (B)

 

Reporter : Rusman
Editor : Jumriati