ZONASULTRA.COM, WANGGUDU– Rumah hunian sementara (huntara) untuk korban banjir di Konawe Utara (Konut) mulai didirikan. Pembangunannya ditandai dengan peletakan batu pertama di wilayah Puusuli (Kecamatan Andowia) oleh Bupati Konut Ruksamin bersama pihak BNPB RI, DPRD Konut, dan pihak lainnya pada Rabu (18/9/2019).
Huntara dibangun semipermanen menggunakan rangka baja, atap seng dan berlantai semen. Pengerjaannya, melibatkan langsung tim TNI, BNPB RI, BPBD Konut, PU Konut dan jajaran terkait lainnya. Titik lokasinya di Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, dan Wiwirano
(Baca Juga : Pemprov Sultra Akan Bangun Huntara untuk Korban Banjir Konut dan Konawe)
Project Manager PT Tata Logam Lestari (TLL), Krisna Dewanti mengatakan bahwa pendirian untuk para korban banjir di Kabupaten Konut, khususnya warga enam kecamatan tersebut tak mudah dan butuh proses panjang. Sebagai pihak yang terlibat dalam proses pengadaan bahan bangunan huntara, Krisna mengungkapkan banyak aspek yang harus diselesaikan agar tidak timbul masalah hukum di kemudian hari di antaranya administrasi/kontrak, kesiapan dan kualitas bahan, serta pengiriman material.
“Pengelolaan huntara tak semudah membalikkan telapak tangan, ada proses dan tahapannya panjang. Mulai penyiapan lahan, barang dan bahan mesti dikirim administrasi yang diurus sangat banyak,” kata Krisna Dewanti dalam sambutannya di acara peletakan batu pertama itu.
Diungkapkannya, dirinya memberikan apresiasi atas semangat dan kerja keras Pemda Konut dalam melakukan penanggulangan korban banjir dari awal kejadian hingga masuk tahap pemulihan.
(Baca Juga : Korban Banjir Konut Dapat 698 Unit Hunian Sementara)
“Saya berharap agar masyarakat Konut yang terdampak banjir agar lebih bersabar supaya kita bisa tinggal di tempat yang lebih baik. Kita juga perlu berterima kasih kepada Bupati Konut, serta BNPB RI karena kerja kerasnya bisa sampai ke tahap ini (pendirian huntara),” ujarnya.
Di tempat itu, Bupati Konut Ruksamin mengungkapkan, peletakan batu pertama ini dimulai dari area Puusuli selanjutnya bergerak ke lokasi-lokasi terdampak hingga ke Kecamatan Wiwirano.
“Huntara ini prosesnya segini panjang apalagi ke depan hunian tetap (huntap) akan lebih sulit lagi prosesnya. Maka dari itu saya meminta dukungan dan doa masyarakat, pemerintah tidak pernah tinggal diam dan terus bekerja mengurus semua masyarakat juga dari aspek kesehatan dan pendidikan secara keseluruhan pascabencana yang melanda kita semua” terangnya.
Sebagai pimpinan di wilayah itu, dirinya berharap kepada masyarakat jika ada keluhan, saran atau masukan hendaknya dapat dikoordinasikan dengan baik agar memberikan manfaat positif. Dia meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan informasi negatif yang dihembuskan oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Untuk diketahui, huntara dibangun secara bertahap. Tahap l sebanyak 400 unit dan tahap ll 441 unit, total 841 unit. Dananya sebesar Rp14 miliar lebih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), bantuan dari pusat. (B)