IDI Sultra : Kota Kendari dan Baubau Berpotensi Tinggi Jadi Pintu Masuk Virus Corona

Ketua IDI Sultra Dokter La Ode Rabiul Awal
La Ode Rabiul Awal

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengingatkan kepada pemerintah dan masyarakat, bahwa ibukota Kota Kendari dan Kota Baubau paling berpotensi menjadi pintu masuk virus Corona atau Covid-19 di Bumi Anoa ini.

Ketua IDI Sultra Dokter La Ode Rabiul Awal menyebutkan, bahwa sebaran virus yang pertama kali menyerang warga Wuhan China itu telah mewabah di 8 daerah di Indonesia. Termasuk daerah terdekat dari Sultra yakni di Kota Manado Sulawesi Utara (Sulut).

Baca Juga : Waspada Corona, Kapal Pesiar Tunda Datang ke Baubau

“Tentu yang paling mengkhawatirkan Kota Kendari sebagai pintu utama dan terbesar. Baubau juga rawan karena pergerakan manusia kan tinggi, termasuk juga (karena daerah transit,” ungkap La Ode Rabiul Awal saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Minggu (15/3/2020).

Menurut dokter yang akrab disapa ini dokter Wayong ini, yang paling mengkhawatirkan adalah Kota Kendari menjadi tempat perlintasan tenaga kerja asing (TKA) dan masuknya pengunjung baru dari luar Kota Kendari melalui Bandaran Haluoleo.

“Sejak awal Januari saya sudah menganjurkan kalau bisa ditutup kedatangan dari luar (TKA), kalau ada kunjungan baru sama saja, tapi kalau ada kunjungan baru lalu kita tidak tahu karena itu kebijakan pemerintah, itu termasuk rawan,” tegas Rabiul Awal.

Oleh karena itu, dokter ahli bedah ini mengkhawatirkan Indonesia seperti Italia dan Iran dengan presentasi kematian tertinggi di dunia. Karena wabah ini datang secara tiba-tiba bukan seperti demam berdarah, ditambah lagi pemerintah yang kurang siap. Parahnya, Indonesia saat ini di posisi ke dua dengan presentasi kematian di Indonesia.

“Kalau misalnya wabah demam berdarah kan orang selalu siap, karena musiman. Ini tiba-tiba dan ini masif. Kita hanya khawatir, jangan sampai Indonesia ini mengalami nasib seperti Itali atau Iran. Italia negara maju, tapi justru presentasi kematian itu tertinggi,” imbuhnya.

Baca Juga : Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Lippo Plaza Kendari Periksa Suhu Tubuh Pengunjung

IDI meminta pemerintah agar tidak tinggal diam dan pasif menunggu warga yang mengeluh sakit. Tetapi Rabiul meminta agar menjemput bola.

“Kalau ada gejala klinis, gangguan saluran nafas baik ringan maupun berat, terus ada kontak di daerah tersebut atau kemungkinan berinteraksi dengan orang dugaan corona harus berfikirnya begitu. Jadi memang kita lebih aktif di-screening. Kita harus menjemput bola, tidak bisa menunggu orang mengeluh,” tukas dia. (a)

 


Kontributor : Fadli Aksar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini