Imbas Corona, Penghasilan Supir Angkot dan Ojek di Kolaka Anjlok

Ilustrasi corona efek uang
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Mewabahnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) atau virus corona berimbas pada penghasilan supir angkot dan pengemudi ojek di wilayah Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sopir angkot, Yogi Aprianto (32) mengatakan, sekarang penumpang tidak mau naik angkot kalau muatan hampir penuh, padahal masih ada kursi kosong. Penumpang menjaga jarak aman dengan penumpang lain. Kata dia, penumpang tidak mau terlalu berdekatan.

“Penumpang duduknya berjarak, kalau kita isi penuh, mereka langsung turun. Jadi kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Daripada tidak ada penumpang,” jelasnya di Kolaka, Senin (30/3/2020).

Imbasnya, yang biasanya sehari bisa memperoleh pendapatan bersih Rp100 ribu sampai Rp150 ribu, harus menurun drastis Rp50 ribu hingga Rp80 ribu. Apalagi, sekolah-sekolah di Kolaka juga diliburkan. Sementara pendapatan terbesar juga berasal dari anak-anak sekolah yang sehari-hari naik angkutan umum.

(Baca Juga : Ini Penjelasan OJK Soal Penundaan Cicilan Kredit di Bank dan Leasing)

Hal senada juga diungkapkan pengemudi ojek, Syahril (41). Kata dia, dalam sehari dirinya bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp100 ribu. Sekarang, keluar pagi menunggu penumpang hingga sore, dia hanya mendapat dua sampai tiga penumpang.

“Kita menunggu di pengkolan di pasar, kalau harus keliling boros bensin lagi. Sementara uang yang didapat dalam sehari, tidak bisa menutupi makan maupun bensin,” jelasnya.

Kadang, ia harus berpuas diri bisa mendapatkan Rp30 ribu sampai Rp40 ribu dalam sehari. Apabila wabah virus corona ini terus berkepanjangan, jangankan untuk membayar cicilan, makan sehari-hari pun akan sulit dicukupi.

Dirinya juga mempertanyakan instruksi Presiden RI Joko Widodo terkait kredit yang ditangguhkan tersebut. Menurutnya instruksi tersebut tidak dilakukan oleh leasing di wilayahnya sebab dirinya tetap harus membayar cicilan. Sedangkan, penghasilan tidak mencukupi untuk itu.

Tak hanya pengemudi ojek dan sopir angkot, pedagang-pedagang yang biasanya berjualan di depan sekolah juga kena imbas dari wabah corona ini. Sejak sekolah diliburkan, pendapatan yang dihasilkan merosot.

Rahmat Sukarno (43) mengatakan biasanya dirinya berjualan di depan sekolah. Tetapi sejak sekolah libur, ia kemudian menjajakkan dagangan di sekitaran Pantai Mandra Kolaka. Hanya saja, penghasilan yang didapatkan tidak sebanding dengan ia berjualan di depan sekolah.

Banyaknya jumlah dari dagangan pun dikurangi karena sering malah tidak habis. Bila biasanya ia memodali jualannya Rp500 ribu sampai Rp700 ribu di hari normal, maka sejak corona merebak hanya Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. (a)

 


Kontributor: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini