Imbas Corona, Stok Beras Bulog di Kabaena Habis Terjual

Imbas Corona, Stok Beras Bulog di Kabaena Habis Terjual
STOK BERAS - Penjualan beras murah bersama instansi terkait dengan mengandalkan puluhan ton serapan dari perum Bulog di Kabaena ternyata tak mampu mengakomodir permintaan dari 33 desa kelurahan yang ada di pulau itu. (Muhammad Jamil/ ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Hasil operasi pasar yang dilakukan dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama 4 hari di pulau Kabaena ternyata di luar dugaan. Penjualan beras murah bersama instansi terkait dengan mengandalkan puluhan ton serapan dari perum Bulog di Kabaena ternyata tak mampu mengakomodir permintaan dari 33 desa kelurahan yang ada di pulau itu.

Kepala Seksi Buna Usaha dan Perlindungan Konsumen, Disperindag Bombana, Rizal mengatakan bahwa persediaan beras yang ditarget 40 ton untuk penjualan di Bulog kabaena habis terjual.

Dikatakan, tingginya minat masyarakat untuk membeli menjadi penyebab utama. Belum lagi dengan adanya instruksi pemerintah kepada warga untuk tetap di rumah saja demi menghindari penyebaran Covid-19.

” Selama 4 hari kami keliling di enam kecamatan, beras habis semua. Itupun belum mencukupi untuk beberapa desa yang ada di Kabaena selatan maupun bagian utara pulau itu,” ungkap Rizal di Kabaena, Senin (13/4/2030).

Rizal merinci total penjualan beras murah itu dengan total terjual sebanyak 27.890 liter dengan jumlah 2. 267 karung atau 22 ton. Kata dia, dengan habisnya persediaan stok di gudang Bulog membuat pihaknya harus menghentikan sementara penjualan itu, dan kembali digelar setelah melihat kondisi.

Mulanya, tim lapangan menarget sebanyak 40 ton, namun ketersediaan beras malah habis akibat tingginya permintaan masyarakat di sekitaran bulog yang bertempat di wilayah Lere,ea, Kelurahan Sikeli, Kabaena Barat.

” Setelah ini, kami akan menjual di wilayah ibukota Bombana dan sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen di sejumlah desa yang belum terakomodir di Kabaena akan kami lihat kembali situasinya dan dilakukan penjualan kembali. Intinya giat kami di sana minimal sudah mampu meredam lonjakan harga beras untuk saat ini,” ujarnya.

Camat Kabaena Utara, Ernawati mengapresiasi hadirnya tim perindag bersama instansi terkait dalam penjualan beras murah tersebut. Kata dia, tindakan nyata yang dilakukan dalam operasi pasar mesti dilakukan secara berkelanjutan.

” Lonjakan harga beras ini sudah lama dirasakan warga kami, utamanya warga di sekitaran pising yang terdiri dari 4 desa, yakni desa Rarolano, Mapila, Wumbulasa dan dusun Lampangi bagian dari desa Tedubara, Kabaena Utara,” kata Ernawati.

Di sana, Kata wanita yang kerap disapa Erna ini, pedagang berani menaikkan harga beras per 50 kilogram dengan harga di atas Rp600 ribu hingga mendekati Rp700 ribu per 50 kg.

” Yang jelasnya naiknya harga ini selain karena rusaknya akses jalan, juga merupakan imbas dari penyebaran virus corona,” ucapnya. (a)

 


Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini