ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Harga jual daging sapi di pasar tradisional yang terletak di Desa Beringin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) mulai merangkak naik. Kenaikan harga daging sapi itu imbas adanya wabah virus corona atau covid-19 tersebut. Harga daging sapi lokal maupun impor sebelumnya hanya Rp115ribu hingga Rp120ribu, saat ini tembus sampai Rp130ribu per kilogramnya.
Salah satu pedagang daging sapi di pasar tradisional, Abrisam mengungkapkan, sejak ada wabah virus corona ia merasakan dampak secara langsung, sebab selain harga yang naik juga sepi pembeli setelah merebaknya virus dari negeri tirai bambu tersebut.
Kata dia, akibat wabah virus corona minat pembeli semakin menurun terlihat sejak sebulan terakhir.
“Selain Harganya naik pak, pembeli juga sepi karena banyak acara seperti pesta pernikahan atau kegiatan yang lain di tunda,” kata Abrisam, Minggu (5/4/2020).
Ia mengaku, sebelum merebaknya virus mematikan itu, ia biasanya penjualan daging sapi 100 kilogram per hari, namun sejak Februari hingga Maret usahanya mulai ikut terkena dampak. Bahkan angka penjualan menurun hingga 40 kilogram dalam sehari.
“Contohnya saja sebelum adanya virus corona pak, penjual bakso biasanya ambil 10 Sampai 15 kilogram perhari sekarang tinggal tiga kilogram saja paling banyak,” terangnya.
Dikatakannya, untuk mensiasati harga dirinya mengimpor daging namun hal itu dibatasi juga sebab harga di perusahaan yang bekerja sama dengan Perum Bulog di Sulawesi selatan (Sulsel) juga naik, sehingga untuk mengurangi biaya tambahan ia memprioritaskan daging sapi lokal untuk kebutuhan.
Meski stok daging sapi saat ini masih cukup, dia berharap wabah virus corona segera berlalu, sehingga usaha penjualan daging sapinya kembali bergeliat.
“Semoga situasi begini cepat berlalu karena kasian juga banyak pemilik warung yang mengeluh kasian, mudah-mudahan tidak sampai bulan ramadhan,” bebernya.
Sementara itu, warga Lasusua, Asma mengakui bahwa pasca pemberitaan virus corona keluarganya lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan membatasi konsumsi daging sapi maupun daging ayam.
“Lebih baik perbayak masak sayur lebih sehat kayaknya, karena sekarang corona (Covid-19) jadi makan dagingnya jadi dikurangi,” tandasnya. (b)
Kontributor : Rusman
Editor : Kiki