Inflasi Tinggi, BI Himbau Warga Kendari Tanam Sayur di Pekarangan Rumah

Inflasi Tinggi, BI Himbau Warga Kendari Tanam Sayur di Pekarangan Rumah
URBAN FARMING - Bank Indonesia melakukan pelatihan pertanian urban (urban farming) atau bercocok tanam di perkotaan dengan lahan yang terbatas menggunakan konsep total organik kepada kelompok tani, dasa wisma, anggota pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan penyuluh di Kecamatan Poasia Kota Kendari, selama dua hari mulai 21 sampai 22 Juli 2017. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

Inflasi Tinggi, BI Himbau Warga Kendari Tanam Sayur di Pekarangan RumahURBAN FARMING – Bank Indonesia melakukan pelatihan pertanian urban (urban farming) atau bercocok tanam di perkotaan dengan lahan yang terbatas menggunakan konsep total organik kepada kelompok tani, dasa wisma, anggota pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan penyuluh di Kecamatan Poasia Kota Kendari, selama dua hari mulai 21 sampai 22 Juli 2017. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia menghimbau masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menanam sayur-sayuran di pekarangan rumah demi menekan angka inflasi yang sangat tinggi pada Juni 2017 sebesar 3,58 persen, dengan kontribusi terbesar dari kelompok sayur-sayuran yaitu sebesar 1,8 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) Minot Purwahono mengatakan inflasi yang sangat tinggi itu disebabkan oleh naiknya harga sayur-sayuran. Adanya gangguan suplai dari daerah lain akibat cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan suplai terbatas ke Kota Kendari. Mengingat, Kota Kendari bukan daerah sentra produksi.

Berdasarkan hal itu, kata Minot, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah merekomendasikan ke pemerintah kota agar tidak perlu bergantung dengan pasokan sayuran dari daerah lain. Untuk melakukan hal itu, maka masyarakat kota harus memulainya dengan cara bertani yang cerdas. Yaitu, dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar pekarangan rumah untuk ditanami sayur dan buah (urban farming).

Menurutnya, selain mengurangi ketergantungan masyarakat Kota Kendari terhadap suplai dari daerah penghasil sayuran (Konawe dan Konawe Selatan), rumah tangga bisa bercocok tanam sekaligus menambah wawasan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi bisa juga memperoleh pendapatan. Jadi, kecukupan bahan pangan terutama sayur-sayuran itu bisa dipenuhi dari masing-masing rumah tangga itu.

Inflasi Tinggi, BI Himbau Warga Kendari Tanam Sayur di Pekarangan Rumah

“Kalau misalnya itu sudah tercukupi artinya permintaan tidak naik, harga di pasar bisa dijaga tetap stabil. Tentu saja tidak akan ramai-ramai beli di pasar lagi,” jelas Minot saat acara pelatihan urban farming di Kantor Camat Poasia, Jumat (21/7/2017).

Kepala BI itu mengatakan langkah ini memang baru pertama kali, dan pasti akan ada langkah lanjutan untuk menerapkan di masing-masing kelurahan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Kendari, Alamsyah Lotunani mengatakan pada prinsipnya langkah urban farming ini dalam rangka mendukung percepatan perwujudan pembangunan kota. Dia mengatakan pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyiapkan bahan makanan yang cukup dan berkualitas untuk meningkatkan sumber daya manusia.

“Kalau dia makan pangan yang bergizi dan juga bebas pestisida maka kualitas hidupnya akan baik,” tambahnya.

Sementara itu, Kota Kendari memiliki banyak potensi lahan. Karenanya dengan mengembangkan pertanian perkotaan dengan memanfaatkan pekarangan rumah akan sangat membantu. Ke depan, setiap kelurahan ada satu kelompok, jika semua warga menggunakan konsep ini, maka secara tidak langsung akan memberikan kontribusi terhadap penyiapan sayur-sayuran sekaligus juga meningkatkan gizi masyarakat yang berkecukupan.

Untuk itu, Bank Indonesia melakukan pelatihan pertanian urban (urban farming) atau bercocok tanam di perkotaan dengan lahan yang terbatas menggunakan konsep total organik kepada kelompok tani, dasa wisma, anggota pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan penyuluh di Kecamatan Poasia Kota Kendari, selama dua hari mulai 21 sampai 22 Juli 2017. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini