Inflow Sultra Alami Kenaikan, Sedang Outflow Menurun

99
Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara mencatatkan hingga per tanggal 21 Desember 2018, inflow Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan, sedangkan outflow mengalami penurunan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) Minot Purwahono menjelaskan, inflow Sultra tercatat sebesar Rp 3.621,3 miliar, mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar Rp3.617,8 miliar.

Berdasarkan pecahannya, peningkatan inflow tersebut didukung oleh peningkatan pada pecahan Rp100.000 dan Rp 20.000, sementara untuk pecahan lain mengalami penurunan.

Menurutnya, pertumbuhan inflow tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan inflow tahunan dalam 3 tahun terakhir yang sebesar 18,58 persen (yoy).

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Adapun inflow pada 2015, BI mencatat Rp 2.384,8 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 5,73 persen (yoy). Selanjutnya, pada 2016, pihaknya mencatat Rp3.490,9 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 46,38 persen (yoy).

“Sedangkan, pada 2017 tercatat Rp3.617,8 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 3,63 persen (yoy),” ujar Minot melalui press rilis, Jumat (28/12/2018).

Sementara itu, outflow Sultra hingga 21 Desember 2018 mengalami penurunan dengan capaian sebesar Rp5.027,2 miliar atau terkontraksi sebesar 5,02 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp5.292,8 miliar.

Berdasarkan pecahannya, penurunan outflow terjadi pada uang pecahan Rp100.000, uang pecahan Rp10.000, uang pecahan Rp5.000, dan uang pecahan Rp2.000.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Minot menambahkan, terkontraksi outflow tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan outflow tahunan dalam 3 tahun terakhir yang sebesar 15,47 persen (yoy).

Bank Indonesia mencatat pada 2015, Rp4.715,8 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 33,31 persen (yoy). Pada 2016, Rp4.488,0 miliar rupiah atau terkontraksi sebesar 4,83 persen (yoy). Dan pada 2017, Rp5.292,8 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 17,93 persen (yoy).

“Peningkatan inflow tersebut turut menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya pemusnahan uang,” pungkasnya. (b)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini