ZONASULTRA.COM, WANGGUDU– Banjir bandang yang melanda 5 kecamatan di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sabtu (16/7/2016) dinihari pukul 03.00 Wita hingga sore, telah menimbulkan korban banjir yang tak sedikit.
Data yang diperoleh awak zonasultra.id dari Basarnas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), banjir terparah terjadi di kecamatan Andowia yang menenggelamkan 12 desa dan ratusan rumah terendam banjir, sementara 688 kepala kelurga (KK) dan 1.994 jiwa menjadi korban banjir.
Disusul kecamatan Asera sebanyak 5 desa dengan jumlah 103 KK, dan 314 jiwa, juga ikut mengalami musibah banjir. Namun hanya menggenangi rumah warga sekitra 30 hingga 60 senti meter air.
Selanjutanya kecamatan Langkikima yang juga dilanda banjir sebanyak 4 desa dengan jumlah sekitar 71 KK dan 1.422 jiwa. Namun tak separah yang terjadi di kecamatan Andowia.
Artikel Terkait : Kerugian Banjir di Konut Ditaksir Rp.3,5 M, Belum Termasuk Infrastruktur
Di kecamatan Lasolo Kepulauan juga tak lepas dari korban banjir. Sebanyak 4 desa dengan jumlah yang jadi korban sebanyak 427 KK dan 1.542 jiwa. Akibat banjir di wilayah itu arus gelombang naik, dan tak bisa melakukan perjalanan dengan moda kapal laut.
Untuk kecamatan Lasolo, yang merupakan kecamatan terluas di kabupaten Konut, hanya 2 desa yang menjadi korban banjir dengan jumlah korban 233 KK dan 1.017 jiwa.
Sedangkan di kecamatan Wawolesea, banjir merendam 5 desa dengan jumlah 640 KK dan 2.524 jiwa ikut menjadi koraban banjir. Namun banjir di wilayah itu tak sempat merendami barang-barang milik warga.
Selanjutnya di kecamatan Molawe, merendam 2 desa dengan jumlah 19 KK dan 64 jiwa, juga ikut dilanda banjir. Banjir di wilayah itu hanya mencapai kurang lebih setengah meter dan mudah dievakuasi.
Sementara itu, hingga hari ini tim gabungan dari kepolisian sektor Asera dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut serta Basarnas Provinsi, dibantu tim medis kesehatan Konut, terus melakukan pemantauan.
Dinas kesehatan setempat juga terus memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir, dengan mendirikan tenda darurat yang telah disebar dibeberapa titik.
Sementara warag setempat yang menjadi koban banjir mendirikan tenda darurat untuk mengevakuasi barang dan tempat istrahat. Sebagian lagi mengungsi ke rumah sanak keluarga yang tak terendam banjir. (B)
Repoter : Jefri Ibnu
Editor : Rustam