ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Wakatobi Nadar angkat bicara soal perbedaan data wisatawan mancanegara (Wisman) antara instansi yang dipimpinnya dengan Kantor Imigrasi Kabupaten Wakatobi. Menurutnya itu sudah biasa dan sah-sah saja karena perbedaan metode pendataan.
“Kalau mengutip klarifikasi Kepala Kantor Imigrasi bahwa pihak imigrasi hanya mengcover wisman yang mengurus perpanjangan visa dan kartu izin tinggal terbatas (KITAS) atau perpanjangan izin tenaga kerja, tidak mendata wisman secara menyeluruh. Jika seperti ini datanya pasti berbeda dengan kami,” kata Nadar ditemui di kantornya, kompleks perkantoran Motika, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Rabu (25/7/2018).
Dikatakan, Disparekraf mengcover semua wisman, terutama yang di hotel dan restoran. Selain itu, tidak semua wisman yang datang di Wakatobi menginap di hotel, ada juga yang tinggal di rumah warga atau di kapal pesiar yang mereka gunakan untuk berkunjung.
Secara gamblang Nadar juga menyebutkan bahwa yang didata adalah jumlah kunjungan, makanya dinamakan angka kunjungan wisata bukan jumlah orang. Jadi, kata Nadar perbedaan data itu hanya persoalan metode saja.
(Berita Terkait : Dua Lembaga Ini Berbeda Data Soal Angka Wisman di Wakatobi)
“Angka kunjungan wisata itu bisa saja di satu destinasi terjadi duplikasi. Misalnya begini, ada wisatawan yang datang ke Wakatobi menginap di Pulau Wangiwangi selama dua malam. Itu kan pasti hotel melaporkan, setelah itu wisatawan itu menginap lagi di Pulau Tomia, di hotel yang berbeda. Nah itu kan berarti sudah melakukan kunjungan lagi. Karena terdata juga di hotel tempat menginapnya di sana,” terangnya.
Untuk wisatawan domestik, dinas pariwisata juga mencatat bahwa setiap warga Wakatobi yang pulang kampung itu adalah wisatawan. Mereka rata-rata tidak menginap di rumah warga atau keluarga.
Dari sisi pendekatan itu, kata Nadar, dinas pariwisata tidak salah karena data penumpang pesawat tidak bisa sepenuhnya dijadikan pendekatan untuk menghitung. Sebab wisatawan tidak semua datang lewat pesawat. Tahun lalu misalnya ada dua kali kunjungan kapal pesiar di Wangi-wangi dan sekali di Tomia. Itu semua didata oleh petugas dari dinas pariwisata.
Sebelumnya, Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Kabupaten Wakatobi Saroha Manullang mengungkapkan jika imigrasi hanya menyajikan data Warga Negara Asing (WNA) yang tersimpan secara real di database imigrasi.
“Di mana para WNA yang keberadaan dan kegiatannya dilaporkan melalui Aplikasi Pelaporan Orang Asing (APOA), hasil pengawasan oleh Imigrasi, anggota tim pengawasan orang asing (Timpora), operasi gabungan, pemantauan langsung, dilaporkan oleh para penjamin, sponsor, beberapa hotel, operator, resort dan lainnya. Baik secara langsung, melalui WA, Short Message Service (SMS), e-mail dan media lainnya. Dan data dari kantor kami ini bukan untuk dibandingkan dengan data-data dari instansi lain, pastilah akan berbeda hasilnya,” ujarnya.
Untuk diketahui, Kantor Imigrasi merilis angka kunjungan wisman sebanyak 2.904 sementara Disparekraf Kabupaten Wakatobi merilis sebanyak 7.020 orang mengunjungi Wakatobi pada 2017 lalu. (B)