Ini Riwayat Kontak 9 Kasus Positif Covid-19, di Muna Tertular Saat Acara Keluarga

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas COVID-19 Sultra La Ode Rabiul Awal
dr. La Ode Rabiul Awal

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 9 kasus baru positif Covid-19 menambah angka kasus di Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi 36, Minggu (19/4/2020). 9 kasus tambahan tersebut antara lain 7 warga Muna dan 2 warga Kota Kendari.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal mengungkapkan riwayat kontak dari siapa dan di mana mereka terinfeksi virus jenis SarsCoV-2 ini. Adapun 6 dari 7 kasus baru di Muna memiliki kaitan erat dengan kasus pasutri positif di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.

Pasutri asal Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dinyatakan positif terpapar virus corona (Covid-19) pada 5 April 2020 lalu. Sebelum dinyatakan positif, pasutri ini datang Pulau Muna bersama tiga orang lain untuk menghadiri acara keluarga pada 14 Maret 2020.

“Pasutri ini yang diberitakan mereka ber-5 datang 3 tahap dengan pesawat semua, transit di Makassar. Setelah ditelusuri mereka ini ada acara keluarga di Raha 14 Maret 2020,” ungkap dr La Ode Rabiul Awal saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Minggu (19/4/2020).

Setelah lima hari menyambangi Pulau Muna, selanjutnya ke lima orang ini pulang ke Maluku Tengah melalui Kota Baubau menggunakan armada laut Kapal Motor (KM) Dabonsolo tujuan Ambon selama dua hari, 19 sampai 20 Maret 2020. 21 Maret mereka akhirnya tiba di Maluku Tengah.

Berdasarkan tracing, tidak berapa lama setibanya di Saparua pasutri ini mengalami sakit seperti gejala Covid-19, hingga akhirnya diisolasi di rumah sakit. Saat itu keduanya menjalani rapid test, hasilnya reaktif atau teridentifikasi terpapar Covid-19. Hasil uji Polymerase Chain Reaction (PCR) swab-nya pada istri keluar lebih awal yakni positif corona.

Kurang lebih satu bulan lamanya, Gugus Tugas Covid-19 Sultra baru merilis hasil swab atau sampel tenggorok berdasarkan pemeriksaan real time PCR. Ke enam warga Muna postif virus Corona menghadiri acara keluarga tersebut satu bulan belakangan.

Ke enamnya adalah perempuan 57 tahun, laki-laki 43 tahun, perempuan 54 tahun. Selanjutnya laki-laki 64 tahun, laki-laki 38 tahun, perempuan 57 tahun. Ke enamnya diduga tertular saat acara keluarga 14 Maret lalu.

Sementara, untuk kasus Positif di Saparua jika dikaitkan dengan 6 kluster di Muna, dokter yang akrab disapa Wayong ini tidak bisa memastikan siapa yang saling menularkan di antara mereka.

“Tidak bisa dipastikan demikian, mereka bisa tertular di pesawat, di bandara Makassar, di Raha atau di Kapal. Dalam konteks transmisi lokal seperti di Indonesia, klustering hanya membantu penelusuran kontak, tapi tidak membantu lagi untuk memperkirakan di mana seseorang tertular,” tegas dia.

Selain itu, kata dokter ahli bedah itu, 1 sisanya memiliki kluster berbeda. Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari pulau Jawa sebelum ke Muna beberapa waktu lalu. “Semuanya (7) pasien positif di Muna dirawat di RSUD Muna,” tambahnya.

Sementara itu, dua pasien positif Covid-19 asal Kota Kendari merupakan dari dua klaster berbeda. Ke duanya yakni Perempuan 33 tahun dan perempuan 57 tahun. Menurut dokter Wayong, pasien perempuan 33 tahun itu merupakan kontak dari pasien nomor 04 asal Baruga Kota Kendari. Mereka adalah klaster umrah asal Konawe.

Lalu, perempuan 57 tahun merupakan kontak erat dari pasien postif nomor 16 asal Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat. Mereka merupakan klaster cuci darah di Rumah Sakit Santa Anna.

Hingga Minggu (19/4/2020), total akumulasi kasus positif berjumlah 36 kasus. Antara lain 9 kasus baru, 21 kasus lama, 4 sembuh dan 2 orang dinyatakan meninggal dunia. Covid-19 di Sultra ini tersebar di Kota Kendari 23 kasus, 7 Kabupaten Muna, 3 Konawe, 2 kasus di Kolaka Utara dan 1 kasus di Kolaka.

Dokter Wayong menegaskan bahwa, dengan terjadinya peningkatan eskalasi kasus Covid-19 di Sultra, untuk itu dia meminta gugus tugas kabupaten/kota untuk meningkatkan surveilans atau pemetaan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan potensi terpapar Covid-19.

“Agar menemukan orang-orang dengan resiko pelaku perjalanan, kontak erat, orang tanpa gejala, untuk membantu memutus mata rantai penularan,” tukas dia. (a)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini