ZONASULTRA.COM,KENDARI– Maskapai penerbangan pesawat Garuda dan Lion Air di Kendari memberi tanggapan soal kenaikan penumpang mudik lebaran Idul Fitri tahun 2019 ini.
Branch Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Kendari Tomy Chrisbiantoko mengatakan, pihaknya memprediksi ada kenaikan penumpang pesawat saat mudik lebaran nanti. Sebab, tahun ini ada dua pesawat Garuda yang melayani penerbangan Kendari-Makassar dan Kendari-Jakarta.
“Mudik lebaran kita optimis bisa 20 persen (kenaikan penumpang), karena kan dari sisi pesawat nambah satu kita. Dari rata-rata sebulan ada 4.000 seat yang terisi,” ungkap Tomy saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (16/5/2019).
Selain itu, ia menjelaskan pada prinsipnya kenaikan penumpang itu tergantung pada demand (permintaan) dan supply (penawaran). Apabila demand turun karena harga yang tidak pas, maka supply (penawaran) akan dikurangi.
Perihal dampak kenaikan harga tiket, Tomy menyebutkan ada penurunan trafik penerbangan dari rute Kendari-Makassar sekitar 55 persen. Namun, ada kenaikan pada rute Kendari-Jakarta yang merupakan penumpang pindahan dari maskapai lain yang beroperasi di Bandara Haluoleo Kendari.
(Baca Juga : Tiga Bulan, Lion Air di Kendari Banyak Batalkan Penerbangan)
“Intinya, Garuda optimis tetap ada kenaikan penumpang saya mudik lebaran nanti dan Garuda siap memberikan layanan maksimal kepada penumpang,” tukasnya.
Sementara itu, General Manager (GM) Lion Air Kendari Hendra DJ mengatakan, awal Ramadan tahun ini terjadi kondisi low sesion atau penumpang kurang. Padahal, tahun sebelumnya, awal ramadan penumpang cukup padat dan tidak ada jadwal penerbangan yang dibatalkan.
Melihat kondisi tersebut, dirinya tidak dapat memprediksi seperti apa situasi arus mudik lebaran tahun ini, apakah terjadi lonjakan penumpang atau tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Saya tidak dapat memprediksi apa akan terjadi kenaikan dengan melihat kondisi saat ini, tapi kami tetap berusaha maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun sebenarnya kalau dipaksakan kita terbang rugi,” pungkasnya.
Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) Syamsir Nur menyebutkan karateristik penumpang pesawat ada tiga yakni penumpang dengan keperluan pribadi atau keluarga, kantoran, dan bisnis.
(Baca Juga : Tarif Naik, Isian Kargo Garuda Indonesia Tetap Meningkat)
Ia menjelaskan penumpang dengan keperluan pribadi atau keluarga banyak memilih melakukan perjalanan dengan pesawat Lion Air termasuk sebagian kantoran dan bisnis. Namun pascakenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar oleh Lion Air, polarisasi ini berubah. Banyak masyarakat yang mengggunakan Lion Air berpindah memilih moda transportasi lain terutama via kapal laut untuk melakukan perjalanan terutama mereka yang mempunyai kepentingan pribadi dan keluarga, misalnya untuk liburan.
“Kalau yang bisnis atau kantoran yang biasanya menggunakan Lion mending dia menambah biaya sedikit mengganti pesawat ke Garuda dengan free bagasi ketimbang naik Lion,” jelasnya.
Belum lagi, berbicara soal pelayanan. Masyarakat prinsipnya berani keluar uang lebih asal mendapatkan servis yang maksimal.
“Kan kita tahu kelasnya Lion Air dan Garuda ini berbeda. Jadi sederhana saja,” pungkasnya.
Sebelumnya, PT Pelindo IV Kendari memprediksi jumlah penumpang mudik lebaran Idul Fitri tahun 2019 meningkat antara 25 persen hingga 30 persen.
General Manager (GM) PT Pelindo IV Kendari, Debby Djuaka mengatakan kepadatan penumpang di Pelabuhan Nusantara Kendari dan Pelabuhan Rakyat Kota Kendari bakal terjadi pada tanggal 29-31 Mei 2019 atau H-5 lebaran Idul Fitri.
“Kenaikan penumpang saat ini pun sekitar 11 persen dibanding tahun sebelumnya. Mungkin karena tiket pesawat yang mahal jadi ada lonjakan penumpang lewat kapal laut,” ungkap Debby kepada zonasultra, Rabu (14/5/2019) melalui sambungan WhatsApp Mesengger. (A)