Ironi di Bulan Suci Ramadhan

ilustrasi ramadhan
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bulan Ramadhan telah tiba. “Marhaban Ya Syahr ash-Shiam,” Hadad Alwi bersenandung riang diiringi penyanyi cilik yang juga berekspresi girang. Kegembiraan itu bukan hanya milik Haddad Alwi. Tetapi seluruh umat juga merasa gembira dengan kehadiran Ramadhan, bulan puasa, bulan yang meletupkan euforia bagi umat meski hanya sekejap.

ilustrasi ramadhan
Ilustrasi

Mesjid kembali terisi penuh dengan ritual tarawih, sms ucapan selamat Ramadhan “bersliweran”. Para ustadz juga sibuk dengan beragam agenda ceramah, mulai dari kuliah subuh, kultum berbuka puasa, hingga menjadi imam tarawih dan memimpin itikaf. Mereka menyambut umat yang selama Ramadhan menjadi luar biasa dahaga dengan taushiyah para ustadz.

Wanita-wanita pun lebih banyak menutup aurat, termaksud juga artis-artis. Di televisi sinetron-sinetron percintaan dipending jadi tasbih cinta agar maruf. Judul nikmatnya pacaran berganti jadi indahnya “taaruf”.

Para pedagang, pemilik mal dan hampir semua pengusaha juga bergairah dengan kehadiran bulan Ramadhan, seolah menyambut janji Nabi Muhammad, bahwa Ramadhan adalah bulan yang ditambahkan rezeki oleh Allah.

Para pengusaha sudah hafal, pada bulan Ramadhan pengeluaran rumah tangga masyarakat juga meningkat. Berapapun harga barang yang ditawarkan akan dibeli. Itu berarti tambahan keuntungan bagi mereka.

Pemerintah juga belagak sigap menyambut Ramadhan. Menyerukan penutupan tempat-tempat hiburan, merazia dan memusnakan minuman keras (miras) serta narkoba. Tidak lupa mereka juga bersilaturahmi kepada para alim ulama, serta melakukan tarawih keliling atau buka bersama masyarakat. Seolah menunjukkan bahwa mereka juga gemar beribadah dan bisa dekat dengan masyarakat kecil serta para santri.

(Baca Juga : Apakah Membaca Al Quran Lewat Handphone Mendapat Pahala?)

Pada penghujung Ramadhan, menjelang Idul Fitri, masyarakat pun bersemangat untuk pulang kampung. Mudik. Itulah ritual tahunan umat Islam, khususnya di Kota Kendari, bertemu orang tua, sanak saudara, untuk bermaaf maafan. Kadang ada tetesan air mata, meski lebih sering tertutup dengan berlimpah ruahnya hidangan dan germelap baju lebaran.

Ramadhan memang seperti keajaiban, bisa merubah orang-orang muslim menjadi lebih baik. Bagi setiap muslim Ramadhan dijadikan sebagai momentum untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah diperbuat dengan menampilkan kesempurnaan pesan Al Quran.

Ramadhan, ia bisa mengubah suasana sukular yang carut marut menjadi atmosfer keimanan. Sayang, keindahan itu serba sesaat.

(Baca Juga : Apakah Telan Ludah, Infus dan Suntik Membatalkan Puasa?)

Pasca Ramadhan semuanya kembali pada kebiasaan lama. Aurat yang tertutup saat bulan Ramadhan kembali terbuka. Begitupun dengan tayangan -tayangan media yang bernuansa religi kembali sarat pornografi.

Maka marilah kita manfaatkan bulan suci Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, agar Ramadhan kali ini dapat memberikan bekas yang positif dan kesan yang mendalam terhadap keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Wallahu Allam.  (B)

 

Penulis: Ramadhan Hafid
Editor Tahir Ose