
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Jalan trans Sulawesi yang berada di ruas jalan Kelurahan Rawua Kecamatan Sampara, ambles. Kedalaman ambles diperkirakan mencapai 4 meter dengan panjang sekitar 20 meter. Tak hanya itu amblesnya tanah juga menyebabkan 4 rumah warga rusak.
Lurah Rawua Muhammad Djunaid Tombili mengatakan, amblesnya jalan tersebut terjadi tidak sekaligus seperti saat ini melainkan terkikis secara perlahan sejak bulan Oktober lalu. Hal itu diakibatkan hujan yang mengguyur dan faktor alam lainya.
“Itu sudah 3 bulan lalu sudah mulai lagi terkikis itu tanahnya tapi makin lama dia begitu, akhirnya badan jalan habis, dulu kecil sekarang parah karena ambles terus, itu garis polisi sudah diganti berapa kali juga dan seng pengamanan, pernah kejadian bulan 10 ada mobil yang ikut jatuh dengan amblesnya tanah,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Lurah, Kamis (20/12/2018).

Ia pun mengatakan, Pemprov Sultra dalam hal Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, sudah membangun pengaman pada sisi jalan, namun karena hujan terus mengguyur beberapa hari belakang keembali membuat tanah ambles.
Pihkanya pun mengaku sudah mengirimkan surat ke Pemrpov Sultra untuk segera turun melakukan pengecekan lebih lanjut, karena kondisi jalan yang sudah parah, terlebih lagi ruas jalan tersebut merupakan jalan nasional.
“Disini jalur trans kalau macet begitu susah, kasihan terhambat aktivitas jadi harus cepat di pulihkan,” jelasnya.
Pihak kepolisian setempat pun sudah memasang rambu jalan untuk memberikan peringatan kepada pengguna jalan agar berhati-hati melewati jalur tersebut dengan mengurangi kecepatan kendaraan radius 100 meter. Untuk membatasi jalan yang ambles polisi memasang pembatas dan garis polisi.
Selanjutnya amblesnya tanah di ruas jalan Rawua Sampara ini juga membuat empat rumah warga yang berada di bibir sungai Pohara ikut terkena dampak ambles. Rumah warga itu adalah milik Guiyana, Yeti, Asmar dan Halim.

Salah satu warga yang ditemu awak Zonasultra, Guiyana (56) menjelaskan jika yang rumahnya ikut terkena dampak ambles/longsor. Ia mengatakan, tanah disekitar rumahnya itu mulai ambles perlahan saat gempa yang terjadi di Palu tiga bulan yang lalu.
Selanjutnya memasuki musim penghujan, tanah di bagian dapur rumah miliknya semakin ambles dan puncaknya bersamaan dengan ambles jalan yang jaraknya sekitar 30 meter dari rumahnya.
“Peralatan dapur saja yang tidak bisa saya selamatkan, tapi yang lain aman tidak ada juga korban jiwa Alhamdulillah,” kata Guiyana.

Ia juga menjelaskan rumah saudaranya Yeti yang berada di sisi kiri rumahnya juga ikut menjadi korban, parahnya rumah Yeti sudah tidak bisa ditinggali lagi karena hampir ambles sepenuhnya dan jaraknya lebih dekat dari jalan yang ambles tersebut.
“Sekarang Yeti tinggal sama keluarga, saya sendiri tinggal di rumah anak saya yang berada persis di depan rumah saya, rumahnya saya tinggal sisa berapa meter saja itu,” tukasnya.
Sementara itu, rumah milik Halim hancur dan tidak tersisa karena berada persis disamping jalan yang amblas. Sayangnya, saat disambangi pihak zonasultra di kediamannya Halim tidak berada ditempat.
Guiyana berharap kepada pemerintah agar membantu perbaikan kediamannya, selain itu yang terpenting adalah pembangunan tanggul pengaman di Sungai Pohara segera dibenahi.
Pantaun zonasultra, saat ini ada pekerja dan sebuah mesin milik PU sedang bekerja di lokasi jalan yang ambles.












