ZONASULTRA.COM, KENDARI – Memastikan kestabilan harga dan stok bahan pangan menjelang hari raya Iduladha 1439 Hijriah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di beberapa pasar tradisional di Kota Kendari, Sabtu (18/8/2018).
Berdasarkan sidak tersebut ditemukan ada beberapa komoditi seperti cabai rawit, telur, daging, dan ayam mengalami kenaikan harga. Namun, ada pula komoditi lainnya yang mengalami penurunan harga, bahkan harganya tetap stabil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Siti Saleha membenarkan jika ada beberapa komoditas yang harganya memang turun. Tetapi, ada juga komoditi yang naik seperti telur, cabai rawit, daging yang naik mulai sebesar Rp2.000 sampai Rp5.000.
“Masih stabil harga-harga yang kita pantau sekarang. Masih terjangkau oleh masyarakat. Kita akan lihat dua hari atau sehari sebelum lebaran lagi,” jelasnya.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sultra Minot Purwahono menambahkan, TPID berusaha tetap menstabilkan semua harga bahan pangan termasuk beras. Mengingat, beras merupakan komponen yang paling besar mempengaruhi inflasi.
“Itulah yang kita jaga jangan sampai ini ada kenaikan harga. Sementara saat ini harga beras masih stabil,” tambahnya.
Menurutnya, ada upaya dari Bulog Sultra untuk melakukan operasi pasar beberapa hari lalu dengan menjual beras di bawah harga eceran tertinggi. Di mana HET beras Rp9.400 per kilogram, sementara Bulog menjual Rp8.950 per kilogram.
Sementara komoditi lainnya semisal cabai rawit, telur, dan daging ayam disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhi ketersediaan pasokannya beberapa waktu terakhir ini, sehingga mengurangi suplai di pasar.
(Baca Juga : Balai Karantina Perketat Pengawasan Lalu Lintas Sapi dan Kambing di Sultra)
Olehnya itu, TPID berharap agar harga bahan pangan (beras dan lainnya) tetap stabil. Karena, jika terjadi kenaikan maka akan mendorong komoditas yang lain juga naik yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
“Tapi ada beberapa komoditas di luar sembilan kebutuhan pokok, minyak goreng, gula, tepung tetap stabil,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Komersial Bulog Sultra Abdul Kadir menuturkan, Bulog melakukan operasi pasar di setiap lokasi pasar dan pemukiman masyarakat. Pihaknya menjual beberapa komoditi seperti beras, gula, terigu, dan minyak goreng bahkan di bawah harga eceran tertinggi komoditas tersebut.
“Kalau untuk di pengecer dan mitra harga beras Bulog itu Rp8.950 per kilogram itu lebih rendah 500 rupiah dari HET Rp9.450 per kilogram. Kalau yang dijual Bulog langsung harganya Rp8.700 per kilogram,” pungkasnya. (A)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati