Jelang Musim Hujan, BPBD Kendari Keluarkan Warning Siaga I Bencana

139
Plt Kepala BPBD Kota Kendari Suhardin
Suhardin

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah mengeluarkan warning siaga I untuk menghadapi musim penghujan yang diprediksi awal dan pertengahan Desember 2018.

Plt Kepala BPBD Kota Kendari Suhardin mengatakan, berdasarkan pemetaan bencana di 11 kecamatan yang ada, ia menegaskan jika semua wilayah ini sudah terdampak banjir, longsor, dan angin puting beliung.

Berdasarkan data BMKG, kata Suhardin, jika awal atau pertengahan Desember intensitas hujan di Kota Kendari sedang hingga tinggi dan dalam durasi yang cukup lama. Sehingga ini perlu diwaspadai.

“Siaga 1, kita sudah stand by di kantor bersama tim,” kata Suhardin dalam sambutannya di acara Peresmian Bank Sampah Kelurahan Kampung Salo, Rabu (28/11/2018).

Sejumlah kesiapan yang sudah dilakukan BPBD Kota Kendari adalah menyiapkan peralatan keselamatan bencana, personel 40 orang dan sejumlah persiapan lainnya.

Meski 11 titik kecamatan sudah terdampak banjir dan bencana lain, pihaknya menetapkan sejumlah titik yang paling rawan yakni Kecamatan Kendari, Kendari Barat, Poasia, dan Baruga.

BACA JUGA :  Dinkes Kota Kendari: PCC yang Dikonsumsi Remaja, Hasil Oplosan

Sejumlah kendala pun disampaikan Suhardin, salah satunya jumlah personel yang dinilai masih kurang. Sebab, untuk memberikan pengawasan yang maksimal setidaknya di lapangan harus disipakan posko komando dan pos lapangan. Di mana posko ini harus dijaga oleh petugas BPBD.

Pada tahun 2017 BPBD mencatat kerugian akibat banjir dan longsor di Kota Kendari mencapai Rp94 miliar, dan kerugian akibat banjir pada pertengahan 2018 kemarin mencapai Rp3,4 miliar.

“Ini perhitungan kasar kami dan juga sudah diverifikasi di pusat,” tukasnya.

Membentuk Kelurahan Tangguh Bencana

Salah satu wilayah di Kota Kendari yang menjadi project tangguh bencana adalah Kelurahan Kampung Salo. Pihak BPBD sendiri sudah memasang alat pendeteksi longsor yang berada di tiga titik.

Kampung Salo sendiri merupakan salah satu wilayah terdampak bencana banjir dan longsor terparah di Kota Kendari.

Lurah Kampung Salo Budi Utomo menegaskan banjir 2017 dan 2018 menjadi momen yang cukup memberikan dampak bagi warganya. Sebab daerah yang dilewati belahan kali ini harus menerima dampak perambahan hutan Tahura Nipanipa yang berada di sebelah utara Kampung Salo.

BACA JUGA :  Mahasiswi Laporkan Perbuatan Cabul Oknum Pegawai IAIN Kendari

Belum lagi letak Kampung Salo seperti cawan/mangkuk yang dikelilingi perbukitan sebelah barat Gunung Jati dan sebelah timur Mangga Dua.

“Kami bersyukur menjadi daerah percontohan, dan saya jamin warga saya sekarang sudah sadar terlihat kali kita sekarang bersih dari sampah dan tinggal bagimana aktivitas pembukaan lahan kebun di Tahura Nipanipa bisa dihentikan,” harapnya.

Suhardin menambahkan, program kelurahan tangguh bencana ini diharapkan agar Kampung Salo saat terjadi bencana dapat secara mandiri melakukan pertolongan karena sudah dibentuk tim penanggulangan bencana yang siap siaga.

“Sebelumnya kita sudah melatih mereka. Jadi kalau daerah lain butuh tenaga mereka bisa kita kerahkan,” tukasnya. (a)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati