ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Tim Pemenangan Adi Jaya Putra (AJP) di Pemilihan Wakil Wali Kota (Pilwawali) Kendari Satria Baikole menyebut Partai Demokrat berkhianat dalam memilih calon wakil wali kota pada Kamis (5/3/2020) lalu. Berpindahnya dukungan Demokrat dianggap jadi penyebab kekalahan AJP.
Pasalnya, menurut Satria, dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari dari Partai Demokrat itu memilih Siska Karina Imran. Padahal, Demokrat telah membuat komitmen dukungan kepada AJP yang telah ditandatangani oleh Ketua DPC Demokrat Kendari Suri Syahriah Mahmud, serta anggota DPRD Novianti dan Ilham Hamra.
Tanda tangan pernyataan dukungan itu dibuat pada 22 Februari 2020. Tak hanya Demokrat, partai yang terhimpun dalam fraksi DKI juga ikut bertanda tangan yakni oleh ketua partai dan pemilik suara. Mereka adalah Ketua DPD Perindo Nekwan dan anggota DPRD-nya, Hasbulan. Selanjutnya Ketua DPC PKB sekaligus anggota DPRD Rahman Tawulo.
“Bu Suri membuat pernyataan bahwa mereka jadi penentu kemenangan Siska, berarti Demokrat berkhianat. Tiba-tiba mengubah pilihannya, padahal sudah membuat komitmen,” kesal Satria Baikole ketika ditemui di salah satu Warkop di Kendari, Jumat (6/3/2020).
(Baca Juga : Kantongi 19 Suara, Siska Karina Imran Menang Pemilihan Wawali Kendari)
Satria berkesimpulan, hilangnya dua suara Demokrat sebagai biang kekalahan AJP dalam kontestasi mencari orang nomor dua di Kendari tersebut. Padahal, suara AJP bisa mencapai 18 jika Demokrat tidak membelot. Oleh karena itu, ia meminta Demokrat menemui anak Bupati Konawe Selatan itu untuk menjelaskan berubahnya pilihan itu.
Satria juga meminta kepada Suri Syahriah sebagai ketua partai bersama dua anggota DPRD Kota Kendari untuk meminta maaf. Kuasa hukum AJP memberi batas waktu satu minggu kepada Demokrat untuk melakukan hal demikian.
“Kalau tidak ini akan kami bawa ke ranah hukum. Karena ini wan prestasi, sudah bertanda tangan lalu tidak dilaksanakan. Kami akan gugat. Mulai besok kami akan kerja untuk rencana gugatannya,” tegasnya.
Sambil menunjukkan surat dukungan tersebut, Satria membeberkan bahwa Demokrat pernah menyatakan dukungan kepada istri mantan Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP). Namun, pada 21 Februari 2020, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu membatalkan dukungan. Esok harinya, Fraksi DKI membuat pernyataan dukungan yang ditandatangani oleh para ketua partai beserta anggota dewan Kota Kendari.
(Baca Juga : Sempat Dukung AJP, Perindo Balik Dukung Siska Karina Imran)
Dikonfirmasi terpisah, anggota DPRD Kendari dari partai Demokrat Ilham Yusuf Hamra mengatakan, dirinya hanya sebagai petugas partai yang mengikuti apapun arahan dan keputusan partai. Apalagi, pergolakan ini masalah politik yang setiap saat bisa berubah.
Ilham juga tidak menyalahkan apa yang disampaikan oleh Ketua Tim AJP Satria Baikole dan itu adalah konsekuensi politik. Terkait tanda tangan yang dibubuhkan dalam pernyataan dukungan tersebut, menurut dia, itu tanggung jawab ketua partai.
“Itukan sebagai pernyataan memberikan dukungan, itu kesepakatan Ketua DPC. Ketika detik-detik terakhir berubah kami tidak bisa berbuat apa-apa, harus mengikuti, tunduk kepada partai,” tandas Ilham Yusuf Hamra saat dihubungi melalui telepon, Jumat (6/3/2020).
Ilham mengaku, keputusan untuk memilih Siska pada injury time dalam hitungan menit sebelum pencoblosan dilakukan. Instruksi itu disampaikan secara lisan oleh Ketua DPC Demokrat Kendari.
“Kalau sudah mepet begitu secara lisan, karena bukan lagi jam, tapi hitungan menit. Makanya kita harus tunduklah kepada partai,” pungkasnya.
Pada Jumat (6/3/2020) kemarin, awak ZonaSultra sudah berupaya mengkonfirmasi Ketua DPC Demokrat Kendari Suri Syahriah Mahmud tapi hingga saat ini belum merespon pesan WhatsApp yang dikirimkan kepadanya. Begitu pula Ketua DPD Demokrat Sultra Muhammad Endang SA juga masih enggan berkomentar. (A)