Kasus Penderita Gizi Buruk di Konut Turun 0,4 Persen

Kasus Penderita Gizi Buruk di Konut Turun 0,4 Persen
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pemerintah Kabupaten Konawe Utara berkomiten kuat untuk menurunkan kasus gizi buruk di daerah tersebut. Komitmen untuk memberantas penderita kasus gizi buruk dibuktikan dengan persentase kasusnya yang mengalami penurunan signifikan.

Kepala Bidang (Kabid), Pelayanan Kesehatan dan P2 Dinkes Konut, Tuti menuturkan, 2017 jumlah penderita gizi buruk 10 orang atau 0,15 persen dari total penduduk di wilayah itu yang berkisar 46 ribu jiwa. Sedangkan di 2018 ini, turun menjadi 6 orang atau 0,11 persen. Akumulasi antara 2017 dan 2018 menyusut 0,4 persen.

Dikatakan, penderita gizi buruk yang tercatat saat ini ditangani langsung tim ahli gizi yang berada di puskemas wilayah itu, dengan cara pengobatan medis dan pemberian makanan gizi tambahan secara teratur. Pelayanan penyakit tersebut, mempunyai tata laksana kegiatan untuk mengetahui apa pasien menderita gizi buruk atau gizi kurang.

“Soal penganganannya, kami terus pantau perkembangannya secara rutin dan memberikan pelayanan maksimal sampai kondisi fisik si penderita benar-benar kembali stabil dan sehat. Pada 2015-2016 berada di sekitar 0,13 persen, sempat naik di 2017, tapi kami kerja keras sehingga turun 0,11 di 2018,”kata wanita berhijab ini saat di konfirmasi, Rabu (7/8/2018).

Dijelaskan, timbulnya penyakit malnutrisi ini di akibatkan beberapa faktor antara lain, pola asu orang tua yang kurang baik terhadap pemberian asupan makanan anak, akfitas yang padat sehingga kurangnya perhatian terhadap anak dan faktor ekonomi. Penangannanya, memberikan asupan makanan yang baik, bersih (Higienies) dan tertur yang kaya protein dan gizi seperti, ikan, daging, sayur, tahu, tempe dan lain sebagainya sesuai dengan umur anak.

(Baca Juga : Penyakit Difteri Landa Sultra, Ini Saran Kadinkes Konut)

“Paling idealnya pemberian makanan yang baik 3 kali sehari. Kalau untuk pemberian anak 0 bulan sampai 1 tahun itu paling baik asi ibu, itu paling utama. Kecuali ada indikasi penyakit pada ibunya seperti, batuk, demam dan lainnya itu bisa di berikan susu buatan pabrik,”ujarnya.

Dia menambahkan, gizi buruk dan gizi kurang paling rentang menyerang pada anak bayi dan balita. Pihaknya rutin mengadakan pemeriksaan dan pemantuan terhadap penyakit tersebut melalui tim medis ahli gizi dan kebidanan yang tersebar di 22 puskesmas wilayah itu.

“Pelayanan kesehatan, kami terus tingkatkan terutama pada kemajuan kinerja tim medis kami dengan cara mengadakan pelatihan, sehingga jenis penyakit seperti gizi buruk dan gizi kurang ini dapat di tangani dengan baik,”tukasnya. (B)

 


Reporter : Jefri Ibnu
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini