ZONASULTRA.COM, KENDARI – Rizal Adi Saputra menyeka keringat di dahinya. Hari itu matahari memang sangat terik, belum lagi dalam ruangan telah disesaki 200an relawan inspirator yang akan mengikuti Hari Refleksi, sebagai bagian dari Hari Inspirasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Hari Inspirasi Kelas Inspirasi Kendari ke 2 yang sudah dilakukan sehari sebelumnya.
Kak Ical, sapaan akrab Rizal Adi Saputra adalah koordinator KI Kendari. Siang itu dia terlihat sibuk mengunjungi satu persatu kelompok relawan inspirator yang baru saja melaksanakan Hari Inspirasi di 14 Sekolah Dasar Negeri berbeda di dua Kecamatan di Kota Kendari.
Satu persatu kelompok mulai berdatangan, ruang aula yang menjadi lokasi Hari Refleksi pun mulai dipadati. Ical dan panitia lain pun sudah menyiapkan santap siang, khusus untuk relawan inspirator.
Ical nampak senang melihat kegiatan Kelas Inspirasi berlangsung dengan baik. Baginya, Kelas Inspirasi menjadi wadah dimana anak-anak muda bisa dengan nyata berperan dalam membangun dunia pendidikan utamanya di daerah pelosok.
Terlebih, Kelas Inspirasi Kendari tahun ini sudah dua kali mereka lakukan dan juga bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2018 atau sehari setelah Hari Inspirasi pada Sabtu 27 Oktober 2018.
Bagi Ical, Kelas Inspirasi bukan hanya komunitas yang peduli terhadapa dunia pendidikan, tetapi sebuah tempat terbaik yang mengajari banyak hal kebaikan di dalamnya, utamanya bagi anak-anak. Menurutnya, mimpi anak-anak pelosok harus tetap terjaga, harus tetap ada dan terus menyambut asa meski di tengah keterbatasan.
Kesenjangan sosial memang seringkali menjadi alasan kebanyakan anak anak untuk enggan bermimpi akan masa depan, hal itulah yang mendorong Ical bersama rekan-rekannya membentuk Kelas Inspirasi Kendari 2.
Hasil servei pengurus Kelas Inspirasi Kendari menemukan banyak anak-anak di daerah pelosok yang enggan untuk bermimpi tinggi dan lebih memilih mengikuti jejak orangtuanya menjadi nelayan.
“Karena kan memang di sana daerah pesisir, atau jadi guru karena orang tuanya memang guru. Yang kedua, untuk memberikan motivasi. Jadi anak anak itu kalau dari segi biayaya tidak ada masalah, karena sudah ada dana bos dan lain sebagainya. Tapi mereka kurang motivasi dari lingkungannya, jadi tujuannya kayak begitu,” terang Ical kepada awak media ini.
Ical pun menaruh prihatin akan hal itu, tentang anak anak usia dini yang dengan energik luar biasa takut untuk bermimpi mengejar setiap harapan di masa depan.
#Hari Inspirasi II
Berbekal pengalaman di Kelas Inspirasi I yang sudah dilaksanakan tahun 2017 lalu, Ical besama 20 an rekannya memutuskan kembali membentuk Kelas Inspirasi II di tahun ini. Sejumlah persiapan pun dilakukan, mulai dari menyurvei sekolah target hingga proses rekrutmen fasilitator dan relawan inspirator.
Pada tanggal 27 Oktober, mereka telah berhasil merekrut 138 orang relawan inspirator yang terdiri berbagai profesi berbeda. Mereka dipilih melalui seleksi ketat yang terbagi menjadi 14 kelompok.
Tak hanya berasal dari Kota Kendari, bahkan 20 orang relawan lainnya berasal dari luar Sulawesi Tenggara, seperti Jakarta, Manokwari, Ternate, Sumatera Barat, hingga Makassar. Dibanding dengan tahun lalu, jumlah ini meningkat drastis, dimana Kelas Inspirasi I hanya memiliki 70 orang relawan.
“Tahun ini memang meningkat, pendaftaranya ada 300 an orang. Sedang tabun lalu itu hanya ada 94 pendaftar dan yang kita terima hanya sekitaf 80 an lebih relawan inspirator. Dan pada Hari Inspirasinya, hanya 70 orang yang hadir, dan tahun ini memang kita seleksi secara ketat dan mereka yang terpilih memang sudah berkomitmen,” jelas Ical.
Selain relawan inspirator, Kelas Inspirasi juga merekrut relawan dokumentator yang siap untuk mengabadikan setiap momen dari relawan inspirator di dalam ruang kelas.
Untuk di SDN 6 Kendari, Ical dibantu dua orang fasilitator yakni Mamta Cukari dan Igo H Lopesa. Keduanya memiliki peran sebagai penghubung bagi relawan pengajar, panitia, dan pihak sekolah.
Keduanya jugalah yang mempersiapkan segala sesuatu untuk mendukung jalannya Hari Inspirasi, pada Sabtu 27 Oktober 2018. Sejak pukul 06.30 Wita, Mamta dan Igo sudah berada di SDN 6 Kendari, untuk menyambut kedatangan para perelawan inspirator.
Dibantu Kepala Sekolah SDN 6 Kendari, Mamta dan Igo nampak mengatur anak-anak agar dapat berbaris dengan rapih sesuai urutan kelas masing-masing.
Tidak sekedar mengarahkan, Mamta dan Igo juga mengajak anak-anak untuk bermain games dan melakukan gerakan-gerakan yang memicu semangat anak-anak.
“Yang dengar suara kakak tepuk sekali,” teriak Igo dengan sebuah microphine di tangannya. Kemudian diikuti dengan tepuk tangan dari seluruh siswa.
Tidak hanya Igo, Mamta juga nampak memandu anak-anak untuk mengikuti tarian Aram Zam Zam.
“Fasilitator itu sangat berperan penting, dalam membangun ruang komunikasi dan interaksi yang efektif antara relawan pengajar (inspirator), panitia dan pihak sekolah,” beber Mamta Cukari, saat ditemui awak zonasultra.id.
Mamta bercerita mengisahkan awal mula dirinya bergabung di Kelas Inspirasi Kendari. Tepatnya di tahun 2017 lalu, dia diajak Ical untuk turut andil di dalam Kelas Inspirasi. Karena ketertarikan Mamta dengan dunia anak-anak, Mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika itu pun akhirnya menerima tawaran itu untuk bergabung di Kelas Inspirasi Kendari dan turut andil di Kelas Inspirasi Kendari I.
“Tantangan selama di Kelas Inspirasi, mungkin kami agak kesulitan membagi waktu. Karen semua punya kesibukan masing-masing, dan saya sendiri juga sebagai mahasiswi. Tapi dengan itu semua kami tetap semangat, karena kebanggaan tersendiri bisa jadi fasilitator lagi di Kelas Inspirasi Kendari II,” ucapnya.
Tak ada keraguan di raut wajah Mamta dan Igo, meski panas dan terik menyelimuti, keduanya tetap semangat saling membahu mengatur jalannya Hari Inspirasi. Satu persatu relawan inspirator pun dipersilahkan masuk ke dalam ruang kelas, untuk berbagi pengetahuan baru kepada anak-anak dan tentu menanamkan semangat untuk tetap merawat mimpi dan cita-cita.
Selain Mamta dan Igo, juga ada relawan inspirator lainnya, yakni Arman Annas Putra yang berprofesi sebagai IT Helpdesk di kantor BPJS Kesehatan Cabang Kendari. Ini menjadi pengalaman kedua baginya mengikuti Kelas Inspirasi, setelah tahun 2017 lalu.
Arman berkelakar, awalnya ia hanya coba-coba mengikuti Kelas Inspirasi, rasa penasarannya akan Kelas Inspirasi membawanya untuk ikut serta di dalamnya.
“Karena saya kan bekerja di belakang layar sebagai IT Support, dan tidak biasa berinteraksi dengan orang orang langsung apalagi ini kan anak anak. Dan justru dengan Kelas Inspirasi ini saya banyak belajar, bagaiamana berinteraksi dengan orang orang menjadi contoh yang baik untuk orang, dengan begitu banyak pengalaman yang kita dapat dan sehingga yang kedua saya ikut kembali,” ungkap Arman sambil tertawa kecil.
Kepada awak media ini, Arman mengaku ia ingin menanamkan semangat dan keyakinan kepada anak-anak untuk berani bermimpi atau cita-cita. Terlebih bagi anak-anak kurang beruntung, yang tidak terlalu banyak bermimpi dan bahkan takut untuk bermimpi.
“Karena mereka tidak punya referensi tentang banyak profesi, karena lingkungannya yang mungkin tidak banyak profesi. Sedangkan di luar sana bahkan jauh lebih banyak pekerjaan yang tidak terlihat di sekitar mereka, seperti, penyiar, viar, bahkan arkeolog dan lain sebagainya,” terangnya.
“Makanya melalui Kelas Inspirasi ini kita perkenalkan ada profesi lain, ada mimpi lain yang bisa mereka raih sesuai dengan minat mereka masing masing,” sambungnya.
Di SDN 6 Kendari, terdapat 12 orang relawan, baik relawan inspirator, dokumentator dan fasilitator. Ke 12 relawan itu yakni, Ilham Mustaring (Pengusaha), Eka Harvianti (ASN Pajak), Budi Polii (Dokter Gigi), Ulfatul Karomah (Ahli Gizi), Wa Ode Rizki A. P (Banker), Randi Ardiansyah (Jurnalis), Nur Wiyanti (Forocoster), Arman Annas Putra (IT Support), Alazhr (Fotografer), Sigit (Videografer), serta Mamta Cukari dan Igo H Lopesa sebagi Fasilitator.
#Memaknaai Sumpah Pemuda
Peringatan hari Sumpah Pemuda yang diputuskan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 lalu itu tak pernah lekang oleh waktu. Para pemuda pun diingatkan kembali mengenai perannya dalam memajukan bangsa ini.
Sumpah Pemuda sangat jelas sebagai wujud semangat dan ikrar para pemuda negeri ini yang mengaku bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia.
Sumpah pemuda yang tertuang pada secarik kertas putih atas goresan tinta Muhammad Yamin dan disodorkan kepada Soegondo adalah bukti otentik keberanian pemuda untuk membela bangsa Indonesia. Setiap pemuda pun memiliki pandangannya masing-masing terhadap caranya untuk memaknai Sumpah Pemuda.
Di momen peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2018, Mamta, Igo dan Arman berharap anak-anak muda di Kota Kendari dapat bertindak lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara. Anak-anak muda sejatinya bagi mereka, bukanlah anak-anak muda yang lebih banyak menuntut hak dari kepada kewajiban. Tetapi yang bertindak nyata, di dalam masyarakat dan berguna bagi sesama.
“Kenapa tidak kita balik saja, jadi kita beri dulu yang terbaik untuk bangsa dan negara ini supaya negara memberikan yang terbaik buat kita. Bukan malah menuntut ini itu tapi tidak berbuat apa-apa,” kata Arman.
Bagi Ical sendiri, Hari Inspirasi kali ini memang sangat spesial karena bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Pemilihan waktu pelaksanaan kegaiatan ini pun memang sengaja bertepatan dengan hari peringatah Sumpah Pemuda sebagai aksi nyata pemuda di Kota Kendari dalam mengambil peran sebaik-baiknya.
“Utamanya membantu di bidang pendidikan dan tidak hanya berkoar-koar. Saya Pemuda-Pemudi Indonesia berbangsa satu bertanah air satu tanah air indonesia, tapi tidak care dengan lingkungan sekitarnya seperti dunia pendidikan di sekitarnya. Kami membuktikan ada aksi nyata dari pemuda pemudi di Kendari. Yah melalui Kelas Inspirasi ini,” tegasnya.
#Sejarah Berdirinya Kelas Inspirasi Kendari
Kelas Inspirasi Kendari pertama kali terbentuk pada April 2017. Berawal dari ketidaksengajaan Ical bertemu dengan temannya yang merupakan pengurus Kelas Inspirasi Konawe. Dari pertemuan itu, Ical ditawari untuk membentuk Kelas Inspirasi Kendari. Sebelumnya, di Konawe sendiri telah terbentuk Kelas Inspirasi Konawe.
Namun tawaran itu tak langsung diamini Ical. Karena dia sendiri sebenarnya tidak memiliki pemahaman tentang Kelas Inspirasi.
“Saat itu teman-teman dari Kelas Inspirasi Konawe melihat pentingna hal serupa dilakukan di Kota Kendari. Merekalah yang mengisiasinya,” kata Ical.
Para pengurus Kelas Inspirasi Konawe kemudian menanggil sejumlah pemuda-pemudi yang dianggap mau berperan dalam bidang pendidikan. Dan Ical saat itu salah satu dari 15 peserta lainnya sepakat membentuk Kelas Inspirasi Kendari.
Tiga bulan berselang setelah terbentuk, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 2017, Kelas Inspirasi Kendari mulai beraksi. Mereka menyasar daerah pesisir di Kecamatan Abeli, Kota Kendari.
Menariknya, anggaran pelaksanaan kegiatan perdana mereka itu bersumber dari dana swadaya relawan inspirator dan hasil jualan merchandise seperti baju, topi, tas dan lain sebagainya.
“Masalah sponsor dan dana itu kan paling rawan, apa ada kepentingan-kepentingan lain. Yah memang kita kalau kayak sponsor mohon maaf, di hari inspirasinya kita tidak terima. Baik dari pihak swasta maupun pemerintah. Karena kita tidak ingin Kelas Inspirasi ini disisipi dengan kepentingan lain, jadi ini murni kegiatan sosial peduli dunia pendidikan,” tutup Ical.
Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi. Begitulah selogan dari Kelas Inspirasi Kendari. Dimana Kelas Inspirasi menjadi wadah bagi mereka para profesional di profesi masing-masing memperkenalkan pekerjaannya.
Kelas Inspirasi sejatinya merupakan jawaban untuk mereka yang peduli terhadap dunia pendidikan. Terbentuknya Kelas Inspirasi Kendari pun disambut baik anak-anak muda di Kota Kendari, dimana minat anak muda untuk turut peduli terhadap dunia pendidikan semakin meningkat.
Kelas Inspirasi patut diapresiasi sebagai sumbangsih nyata para anak muda membangun bangsa, baik itu melalui sumbangan pikiran, tenaga dan materil. (A)