ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kelompok perempuan nelayan di Desa Langgapulu, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Langgapulu mulai berinovasi dengan ikan hasil tangkapan yang diolah menjadi abon dengan rasa pedas, manis, dan original. Inovasi ini berawal dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilakukan dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Ketua pelaksanan kegiatan, Sukmawati Abdullah mengungkapkan, agar ikan memiliki nilai ekonomis yang tinggi harus dilakukan penanganan dan pengolahan yang tepat, salah satunya adalah olahan abon ikan aneka rasa. Selain memiliki daya simpan yang cukup lama dan diversifikasi, produk dari ikan ini juga dapat menambah pendapatan keluarga.
(Baca Juga : Berkat Rumput Laut, Warga Desa Ghonebalano Muna Mampu Kuliahkan Anak)
Untuk mewujudkan hasil tersebut, tim PKM UHO ini sendiri melakukan beragam tahap, mulai dari pemberian informasi terkait cara pengolahan ikan agar bernilai ekonomis tinggi hingga pelatihan tentang pengemasan produk. Dari beberapa tahapan tersebut, masyarakat nelayan di desa itu sudah mulai bisa mengolah ikan menjadi abon aneka rasa.
“Hasil dari kegiatan PKM ini yaitu pada akhirnya masyarakat memiliki kemampuan untuk mendirikan usaha pengolahan hasil-hasil laut sehingga dapat menambah pendapatan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya,” kata Sukmawati kepada zonasultra.id, Kamis (19/9/2019).
Kepala Desa Langgapulu, Muniading berterimakasih kepada tim PKM UHO yang telah memberikan pengetahuan kepada warganya sehingga perempuan nelayan di desanya bisa berinovasi membuat abon ikan guna menunjang perekonomian warga.
(Baca Juga : Dompo Pisang, Camilan Khas Bombana yang Mulai Dikembangkan)
Sementara itu, pengelola Kelompok Usaha Bersama Langgapulu, Hartin mengaku menjadi lebih termotivasi dengan adanya pengetahuan yang diberikan tim PKM UHO. Pihaknya bersama 20 orang anggota lainnya kini telah berhasil mengolah ikan menjadi abon aneka rasa.
“Kami tentunya sangat termotivasi untuk terus mengembangkan lebih lanjut sehingga bisa berwirausaha sendiri,” ujar Hartin. (b)