Kembangkan Pariwisata Wakatobi, Arhawi Teken Kerjasama dengan Jangkar

Kembangkan Pariwisata Wakatobi, Arhawi Teken Kerjasama dengan Jangkar
PENANDATANGANAN KERJASAMA - Bupati Wakatobi, Arhawi bersama Ketua Asosiasi Kapal Rekreasi Indonesia (Jangkar), Fatiha Suryani Mile menandatangani kesepakatan kerjasama lima tahunan yang fokus pada pengembangan kepariwisataan Wakatobi di Hotel Bali Rani, Kuta, Bali, Rabu (21/3/2018). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Arhawi bersama Ketua Asosiasi Kapal Rekreasi Indonesia (Jangkar), Fatiha Suryani Mile menandatangani kesepakatan kerjasama lima tahunan yang fokus pada pengembangan kepariwisataan Wakatobi.

Penandantangan memorandum itu berlangsung di Hotel Bali Rani, Kuta, Bali, Rabu (21/3/2018) dan disaksikan Kepala Taman Nasional Wakatobi, Sekretaris Daerah Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Kepala Kantor Imigrasi Wakatobi, kepala Dinas Perizinan Wakatobi, Badan Promosi Pariwisata Wakatobi , WWF Indonesia serta 25 anggota Jangkar.

Kerjasama itu bertujuan meningkatkan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja serta mempromosikan Taman Nasional Wakatobi sebagai sebuah lokasi warisan dunia.

“Kerjasama ini sekaligus menjadi isyarat bahwa Wakatobi terbuka bagi investor yang memiliki komitmen tinggi menguatkan konservasi Wakatobi dan bersedia mengembangkan kepariwisataan dengan cara yang ramah lingkungan,” kata Bupati Wakatobi melalui Ketua Badan Promosi Daerah Wakatobi, Saleh Hanan,

Menurutnya, Pemerintah Daerah menyadari pentingnya bekerjasama dengan berbagai pihak, salahsatunya Jangkar untuk memajukan bisnis pariwisata.

Kembangkan Pariwisata Wakatobi, Arhawi Teken Kerjasama dengan Jangkar“Anggota Jangkar memiliki armada yang beroperasi di Raja Ampat, Labuan Bajo, Lombok, Bali dan sekitarnya serta terbukti meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Harus kami sampaikan bahwa kekayaan alam dan keragaman budaya Wakatobi memiliki keunikan yang layak jual dan tak kalah dengan daerah daerah tersebut. Untuk itu, kami mengundang anggota Jangkar untuk memperluas wilayah operasionalnya hingga ke Wakatobi,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Jangkar Fatiha Suryani mengatakan, undangan ini menjadi sinyal positif bagi kepariwisataan.

“Kami tentu saja menyambutnya,” ujarnya.

Ia menyatakan, aktivitas kepariwisataan melalui kapal rekreasi memiliki efek domino besar terhadap perekonomian setempat. Namun, kapal ini membutuhkan ruang labuh, air bersih, BBM, logistik, tenaga kerja dan sebagainya.

“Jika pemerintah menyiapkan kebutuhan tersebut, maka ekonomi daerah bergerak cepat. Kami bahagia bisa berkontribusi dengan banyak cara,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Fatiha Suryani, pihaknya juga berkomitmen untuk menurunkan tamu pada destinasi-destinasi yang dikelola komunitas, dengan cara ini maka pertukaran informasi, promosi budaya dan pendapatan warga setempat juga meningkat.

Lainnya, kunjungan kapal rekreasi dipastikan meningkatkan insentif terhadap konservasi melalui pembayaran karcis masuk taman nasional.

Di tempat yang sama, Kepala Taman Nasional Wakatobi, Heri Santoso memastikan kerjasama ini sepenuhnya didukung oleh Taman Nasional Wakatobi.

“Ruang laut Wakatobi terbuka, meski dengan sejumlah aturan agar tidak terjadi konflik pemanfaatan,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungannya, ia mendorong pengelola kapal rekreasi untuk melaporkan kendala, temuan atau pelanggaran yang ditemui selama di lapangan melalui call center Taman Nasional Wakatobi.

“Kami juga akan meningkatkan layanan terhadap tamu tamu di Wakatobi,” katanya.

Penandatangan kerjasama ini mendapat apresiasi dari Sunda Banda Seascape dan Fisheries Leader WWF Indonesia, Imam Musthofa.

Dia menilai, memorandum antar Pemerintah Daerah Wakatobi dengan Jangkar dan didukung oleh Taman Nasional Wakatobi, Kantor Imigrasi Wakatobi, Dinas Pariwisata, Badan perizinan dan investasi Wakatobi, telah menjadi momentum kolaborasi yang kuat.

“Semua pihak menunjukkan keinginan membangun daerah, untuk itu kita perlu secara bersama membangun kepariwisataan dengan cara yang ramah lingkungan. Dengan keberagaman ekosistem yang luarbiasa, Wakatobi seyogyanya menghindari kepariwisataan yang masif,” imbaunya. (*)

 


Penulis: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini