Kerugian Materi Akibat Bentrokan di Buteng Ditaksir Rp3 Milliar

Kerusuhan di Buton Tengah Dipicu Minuman Keras
KONFLIK - 25 Rumah Terbakar akibat perkelahian antar pemuda di Dusun Patoa, Desa Wadiabero, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (27/11/2019) sekitar pukul 21.30 wita. (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi mengaku, kerugian materil akibat bentrok antara pemuda pada dua desa di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sultra, pada Rabu 27 November 2019, mencapai Rp3 milliar. Ali Mazi menyampaikan hal itu kepada sejumlah awak media saat ditemui di rumah jabatan (Rujab) gubernur sultra, Jumat (29/11/2019).

“Kurang lebih kerugian itu, hanya sekitar Rp2 milliar sampai Rp3 milliar. Tapi nanti kita pikirkan, apakah memberi bantuan atau apa,” terang Ali Mazi.

Terkait puluhan rumah yang terbakar di Desa Wadiabero, Kecamatan Gu, Buteng, Ali Mazi mengaku, akan segera melalukan rapat dengan pihak terkait untuk mencari solusinya.

“Karena tergantung anggaran, anggaran kita terbatas. Semoga bisa. Dan saya juga sudah komunikasi dengan Kadis PUPR,” ucapnya.

(Baca Juga : Konflik Antar Pemuda di Buteng, Satu Tewas dan 10 Rumah Terbakar)

Meski begitu, politisi Partai Nasdem itu memastikan, kondisi di Buteng mulai kondusif pasca- keributan antara kelompok pemuda, pada Rabu 27 November 2019.

Ia pun menimbau kepada seluruh masyarakat di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu serta masyarakat di Desa Wadiabero, Kecamatan Gu, Buteng untuk tidak terprovokasi, dan tetap menjaga kondusifitas serta menciptakan harmonisasi yang baik.

“Kita semua bersaudara, mari kita jaga daerah kita. Dan kondusifitas dan menciptakan harmoninasi yang baik,” pintanya.

(Baca Juga : Kerusuhan di Buteng: 27 Bangunan Terbakar dan 278 Jiwa Mengungsi)

Sebelumnya diberitakan dua kelompok pemuda di Dusun Patoa, Desa Wadeabero, Kecamatan Gu, Kabupaten Buteng, Sultra, terlibat bentrok pada, Rabu (27/11/2019) pukul 21.00 wita. Bentrok yang diduga diawali dengan aksi penganiayaan, mengakibatkan satu orang meninggal. Sehingga kelompok itu tak terima dan mencari pelaku penganiayaan, kemudian tersulut emosi dan membakar 27 bangunan hingga rata dengan tanah.

Selain itu, 12 unit kendaraan roda dua juga tak luput dari amukan kelompok pemuda. Akibatnya, 278 jiwa dari 61 kepala keluarga (KK) di wilayah konflik tersebut berbondong-bondong menjauhi lokasi kerusuhan. Mereka pun lari mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat yang wilayahnya tidak jauh dari lokasi kejadian. (b)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini