ZONASULTRA.COM, KENDARI – Azan di Masjid Al-Kautsar Kendari berkumandang. Menandakan telah masuk waktu salat Jumat.
Kendaraan para jemaah tampak mulai memadati area masjid kebanggaan warga Kendari itu. Di dalam masjid juga terlihat begitu padat oleh jemaah. Salat Jumat terakhir di bulan Ramadan itu pun dilaksanakan dengan sangat khusyuk.
Usai salat Jumat, pengurus masjid mengumumkan bahwa akan ada proses pengislaman. Jemaah tidak mengira di tengah-tengah mereka ada seorang pemuda yang bersiap mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat masuk Islam.
Ia adalah Agus (22), warga Kelurahan Anggelou, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Dengan sukarela ia memutuskan menjadi mualaf dan melepas agama Kristen Protestan yang dipeluknya sejak lahir.
Pengislamannya dituntun oleh Imam Besar Masjid Raya Al-Kautsar Kendari sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sultra, KH. Mursyidin Hamid dan disaksikan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sultra Zainal Mustamin, Waketum MUI Sultra sekaligus Ketum Masjid Al-Kautsar Kendari KH. Djakri Nappu, serta jemaah yang hadir.
Agus mengaku hijrah ke agama Islam karena mengaku mendapat ketenangan setelah melihat orang-orang datang ke masjid dan melaksanakan salat.
“Saya sudah banyak belajar dari kajian-kajian bersama teman-teman, lingkungan dan benar saya memutuskan yang paling benar adalah Islam,” ucapnya kepada zonasultra.id usai pengislamannya.
Lahir dari Pasangan Beda Agama
Agus bercerita ia lahir dari pasangan beda agama. Ibunya muslim dan ayahnya Kristen Protestan. Meskipun demikian, tak ada paksaan dalam keluarganya mengenai agama yang harus mereka anut.
Agus yang kini berganti nama menjadi Agus Ramadan memiliki dua saudara kandung. Kakak pertama beragama Islam sejak kecil mengikuti ajaran nenek dan ibunya. Kakak keduanya lebih dulu menjadi mualaf pada 2012. Seperti dirinya, sang kakak juga menganut Kristen Protestan sejak kecil.
Pemuda yang saat ini bekerja sebagai cleaning service di sebuah cafe di Kendari ini sudah mengajukan masuk Islam di Nasjid Al-Kautsar sejak minggu lalu, namun terlambat. Ia pun mengaku keputusannya menjadi mualaf sudah diketahui kedua orang tuanya.
Didoakan Istikamah
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sultra, Zainal Mustamin mengatakan, keputusan yang diambil Agus Ramadan tersebut secara hakekat sebenarnya ia telah kembali ke jati diri penciptanya sendiri sebagai seorang muslim sejak dalam kandungan.
“Kita berharap hidayah yang diperoleh ini bisa dijaga secara istikamah dan mendapatkan rida di hadapan Allah SWT,” ucapnya.
Kata Zainal, Agus akan diberi pembinaan oleh pengurus Masjid Al-Kautsar yang akan difokuskan pada tiga hal, yait penguatan akidah (tauhid), pelaksanaan syariat ibadah dan pembinaan akhlaknya yang akan dimulai dengan membaca Alquran. (*/sf)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati