ZONASULTRA.COM, KENDARI – Puluhan pria berbaris rapi di halaman Markas Korem 143 Haluoleo Kendari di bilangan Jalan sam Ratulangi, Mandonga. Dibelakang mereka berderet memanjang truk dengan spanduk membentang bertuliskan “Bantuan Bencana Banjir”.
Mereka khidmat mendengarkan panduan proses perjalanan pengantaran menuju lokasi yang disampaikan seorang pria berseragam loreng.
Yah puluhan pria yang tengah berbaris itu adalah sopir-sopir yang ditugaskan mengantar beragam logistik ke sejumlah daerah yang terkena bencana banjir di Sultra, Kamis (13/6) . Para sopir akan berpencar menuju Kabupaten Kolaka Timur, Konawe dan Konawe Utara.
Baca Juga : 14 Truk Bantuan Logistik Kementan Tiba di Konawe
Salah satu sopir yang turut dalam barisan, Enal (26) bercerita suka duka mengantar logistik bagi pengungsi banjir. Saat pertama kali mengantar logistik, mobil yang ia kemudikan harus menerabas air bah yang tingginya mencapai kaca truck.
Soal lainya adalah jalanan yang berlumpur tebal dan berlubang membuat truck kandas berkali-kali.
Kondisi jalan rusak dan dan drama macet karena antrian panjang kendaraan membuatnya harus mengemudi 6 sampai 8 jam. Padahal dalam kondisi normal perjalanan dari Kendari ke Wanggudu Ibu Kota Konawe Utara hanya berkisar 3 sampai 4 jam saja.
Meski begitu dirinya merasa bangga bisa ikut andil membantu menyalurkan bantuan bagi pengungsi korban banjir.
Baca Juga : Mentan Bantu 51 Truk Logistik untuk Korban Banjir Konut
“ Pekerjaan sehari-harinya hanya sopir, saya cuma punya tenaga jadi ini cara saya membantu korban banjir,” ujar Enal saat diwawancarai di Makorem Kamis.
Secangkir kopi hitam katanya menjadi obat dia melepaskan lelah selama mengemudi. Selain itu untuk menjaga stamina saat memacu truk Enal mengaku banyak mengonsumsi air putih.
Enal mengaku melakoni pekerjaan sebagai sopir sejak ia berumur 20 tahun. Nyaris seluruh ruas-ruas jalan daerah di Sultra sudah dia lalui. Termasuk daerah di luar Sultra. Saat gempa mengguncang Palu, Efan juga membawa bantuan untuk para korban bencana di sana.
“ Yah untuk seluk beluk medan jalan sudah tahulah termasuk trik-trik melintas jalan yang rusak,” urai Enal yang mengaku untuk pengantaran logistik dilakukanya seorang diri tanpa sopir cadangan atau kernet.
Baca Juga : 14 Truk Bantuan Logistik Kementan Tiba di Konawe
Untuk pengantaran logistik ini, ia menerima upah Rp500 ribu. Upah itu ia terima bersih sepulangnya dari mengantar. Untuk perjalanan, solar dan biaya makan sepenuhnya ditanggung oleh pemilik mobil. Sejak bencana terjadi dia sudah tiga kali keluar masuk Konawe Utara mengantarkan logistik.
Kisah Syaifuddin (41) juga tak jauh beda dengan Enal. Ini kali pertama ia mengantar logistik bagi pengungsi banjir khususnya bagi warga Konawe Utara. Dia menegaskan sudah hafal dengan ruas jalan yang akan dilintasi. Bahkan katanya dia sudah siap menembus banjir.
“ Kan sudah biasa membawa muatan dari Kendari, Morowali sampai Makassar pokoknya keliling Pulau Sulawesi, jadi siap melintas banjir,” terang bapak anak dua itu.
Syaifuddin mengaku dari cerita kawanya sesama supir truk titik ruas jalan terparah menuju Konawe Utara salah satunya berada di ruas jalan di Desa Pohara Kecamatan Sampara.
Dari pengalamanya Syaifuddin juga berbagi tips agar selamat mengemudi sampai ke tujuan. Jika lelah dan mengantuk sopir sebaiknya beristirahat, tidak memaksakan diri membawa kendaraan.
Baca Juga : Sultra Dikepung Banjir: 7 Wilayah Terdampak, 3 Kabupaten Terparah
Hampir dua pekan 7 kabupaten/kota di Sultra diterjang banjir. Dari tujuh daerah 3 wilayah mengalami banjir parah yakni Konawe Utara, Konawe dan Kolaka Timur. Sejumlah bantuan pun sudah dikucurkan. Kementerian Sosial misalnya mengucurkan dana 1,5 miliar untuk korban banjir Konawe Utara. Selanjutnya Kementerian Pertanian juga mengucurkan 12 miliar bagi korban bencana banjir bagi 4 daerah terdampak. Kamis, 65 truk, berupa 1 truk benih padi dan 64 truk bantuan bahan pokok didistribusikan.
Selain itu Kementerian Pertanian memberikan jaminan ganti rugi berupa uang. Sementara bagi petani yang belum mendaftar asuransi, pemerintah sudah menyiapkan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan).
“Bagi yang sawah dan kebunnya rusak, kami akan salurkan bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian dalam bentuk brigade dan sebagainya. Kita akan inventarisasi langsung untuk mengetahui tingkat kerusakan dan memberikan bantuan sehingga produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura bisa kembali dijalankan,” jelas Amran di Kendari, Kamis.*
Penulis : Rosniawanti Fikri