Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha

170
Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Kolase foto Haji Sulaiman, pengusaha di Pomalaa.

 

ZONASULTRA.ID, POMALAA – Berani menghadapi tantangan dan selalu optimis merupakan bekal untuk menggeluti dunia wirausaha. Tantangan atau risiko paling nyata adalah kerugian hingga kegagalan usaha yang dirintis. Namun jika terus belajar dan bekerja keras, peluang wirausahawan sangat besar untuk mengecap manisnya kesuksesan.

Hal itu tidak lain dialami oleh Haji Sulaiman, pengusaha di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Setelah rentetan kegagalan, ia kini terbilang sukses dengan memiliki sejumlah lini usaha dari toko ponsel/handphone (HP), perumahan, hingga pencucian mobil.

Pada usianya yang sudah menginjak 54 tahun, Sulaiman kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk istri dan kelima anaknya. Sementara usahanya tetap dipantaunya sesekali. Lebih banyak ia menggunakan ponsel pintar untuk memastikan operasional usaha berjalan dari kediamannya di Kelurahan Dawi-dawi, Kecamatan Pomalaa, Kolaka.

Seperti rutinitasnya pada Senin, 28 Agustus 2023, ia bangun sekitar pukul 05.00 dini hari untuk beribadah salat subuh bersama anak-anaknya. Setelah itu, ia kembali bersantai. Pagi itu hingga pukul 10.00, ia tak banyak aktivitas.

Masing-masing lini usaha telah ada orang kepercayaannya yang bertanggung jawab mengurus. Khusus untuk usaha toko ponsel, sang istri Hartati yang menangani langsung. Toko yang terhubung dengan rumah mereka memudahkan sang istri untuk turut menjalankan usaha itu.

Sulaiman juga tetap aktif. Semisal pencucian mobil dipantaunya lewat CCTV yang terhubung di ponsel pintarnya. Untuk usaha properti, biasanya ia hanya menelepon atau datang langsung mengecek di lokasi pembangunan dua kali dalam sepekan.

Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Sulaiman memantau usaha pencucian mobil miliknya lewat CCTV yang terhubung di ponsel pintar, 28 Agustus 2023. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

Melibatkan orang lain untuk mengurus usaha merupakan salah satu prinsipnya. Sebab kata dia, kalau ingin sukses maka tidak boleh egois tapi harus bisa bekerja sama dan bisa berbagi tugas. Ia hanya akan turun menangani penuh di awal-awal pekerjaan, setelah itu ada orang lain yang akan diamanahkan untuk menangani.

“Menurut agama, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Yakinlah bahwa rezeki itu sudah diatur tapi kita harus berusaha. Melihat ke atas sebagai sugesti kita untuk maju, melihat ke bawah kita bersyukur, melihat ke samping kita harus berbagi. Itu prinsip,” tutur Sulaiman.

Jatuh Bangun Rintis Usaha

Dahulu, Sulaiman adalah pemuda Karang Taruna yang dikirim bekerja ke Jepang oleh Departemen Sosial Republik Indonesia. Pemuda kelahiran Pomalaa ini bekerja di Jepang dari tahun 1997 hingga 2000. Uang puluhan juta rupiah berhasil dikumpulkannya selama rentang waktu tersebut.

Ia terjun ke dunia wirausaha ketika pulang dari Negeri Sakura itu. Namun ketika memulai tak semulus apa yang dibayangkan. Pada tahun 2001 ia mencoba usaha perdagangan rotan tapi tak bertahan lama. Para pekerjanya harus berurusan dengan pihak berwajib karena persoalan administrasi bahan baku rotan yang mereka perjualbelikan.

Sulaiman lalu masuk ke usaha penjualan pakaian bekas impor atau RB. Ia mencoba mendistribukan pakaian RB ke penjual yang ada di Kota Kendari. Namun karena banyak yang menunggak tagihan dan tak membayar sama sekali, maka usaha ini tidak berkembang hingga akhirnya tutup.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Ia juga sempat masuk dalam usaha kontraktor proyek infrastruktur pemerintah. Namun setelah masuk di dunia usaha jenis ini, Sulaiman melihat banyak kongkalikong yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Ia pun langsung keluar dan mencari jenis usaha lain.

Hanya dalam dua tahun awal memulai usaha itu, ia merasakan sakitnya berkali-kali terjatuh dalam membangun usaha. Pada kondisi ini, ia sempat merasa terpuruk dan nyaris jerah. Bagaimana tidak, modalnya dari hasil kerja di Jepang terus menipis hanya karena coba-coba berwirausaha.

Masih tetap optimis, dengan dana tersisa, ia lalu mencoba peruntungan di usaha beras, pada tahun 2002. Namun lagi-lagi, kenyataan membuatnya harus kembali menelan “pil pahit”. Ia tertipu dalam usaha ini, berton-ton beras yang diperdagangkannya tak terbayar.

“Diambil sekitar berapa ton (beras), begitu ditagih malah saya yang mau dihantam,” kenangnya.

Rentetan kegagalan nyaris membuatnya meninggalkan dunia kewirausahaan. Tak mau menyerah, ia mengamati jenis usaha apa yang dapat dijajaki. Kebetulan suatu ketika ia lewat di depan toko ponsel ternama di Kota Kendari yang ramai dengan pengunjung.

Ia pun berinisitif untuk membuka usaha yang ada kaitannya dengan ponsel yakni pulsa. Dari sisa uang Rp2 juta ia memulainya dengan menyewa sebuah bangunan untuk jadi toko pulsa di Jalan H. Abdul Silondae, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.

Sulaiman masih mengingat dengan persis awal memulai usaha ini pada 21 Juli 2003. Tanggal ini selalu tersimpan rapi dalam ingatannya karena menjadi titik balik setelah berkali-kali terjatuh. Toko pulsa ini berkembang pesat dengan turut menjual ponsel baru hingga ponsel bekas.

“Alhamdulillah dari situ menanjak, kita sudah bahagia kala itu,” ujar Sulaiman dengan nada bersemangat.

Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Sulaiman bersama sang istri Hartati di toko penjualan ponsel milik mereka, 28 Agustus 2023. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

Sejak saat itu usahanya terus berkembang, dan pundi-pundi kekayaan terus dikumpulkannya. Ia pun tergoda untuk masuk dunia politik dengan menjadi calon anggota legislatif (caleg) yang membutuhkan dana besar untuk operasional sosialisasi dan lain sebagainya.

Hasilnya, ia kalah dalam dua kali pemilihan caleg pada 2009 dan 2014. Uang kes yang tersisa sebanyak Rp150 juta kemudian digunakannya untuk kerja sama dengan temannya menggarap proyek. Namun ternyata dirinya tertipu karena proyek tersebut tidak jelas. Ibaratnya, habis jatuh tertimpa tangga pula.

Bangkit dan Jaya Berkat Dana Bergulir Antam

Setelah kalah di dunia politik dan mengalami penipuan yang bikin modal usahanya tergerus, Sulaiman pun mencari jalan untuk bangkit. Ia menjual aset tanahnya yang ada di Kota Kendari, tapi belum cukup untuk menunjang operasional usaha yang terganggu.

Ia kemudian mencari tahu bahwa ada Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) berupa dana bergulir dari PT Antam Tbk Unit Bisnis Pengembangan Nikel (UBPN) Kolaka. Perusahaan BUMN yang beroperasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka ini memberikan dana bergulir usaha kecil menengah (UKM) dalam bentuk pinjaman yang harus dikembalikan.

Sulaiman mengurus semua yang diperlukan agar mendapatkan dana ini hingga berhasil mendapat Rp15 juta. Dana inilah yang digunakannya untuk bangkit dan menata kembali usahanya. Alhasil dana bergulir itu berhasil dikembalikannya secara berkala hingga lunas.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Karena modal yang dibutuhkannya semakin besar maka ia bermohon lagi agar mendapat dana bergulir lebih besar lagi. Pada tahun 2018, ia mendapat dana bergulir lagi dari Antam sebesar Rp70 juta.

Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Pegawai PT Antam UPBN Kolaka yang menangani PKBL, Risma Jaya (kanan) memantau perkembangan usaha Sulaiman di Pomalaa, Kolaka, 28 Agustus 2023. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

Dari dana Antam tersebut, sebagian ia jadikan modal dasar untuk menjadi developer dengan membangun perumahan. Bersama rekannya, ia mendirikan PT Menara Kensetsu Nusantara.

Sulaiman sengaja menyisipkan nama “kensetsu”, dari bahasa Jepang yang artinya konstruksi. Ini untuk mengenang perjalanan hidupnya bahwa ia pernah tinggal dan bekerja di negeri samurai itu.

Di bawah bendera perusahaan ini, awalnya ia hanya membangun 2 unit perumahan komersial di Kota Kendari pada 2018 yang ternyata berhasil. Lalu berkembang lagi dengan membangun 8 unit rumah subsidi di Kendari pada 2019.

Setelah kesuksesan itu, ia lalu mencoba membangun 3 unit rumah komersial di kampungnya sendiri, Pomalaa, lalu berlanjut dengan membangun 12 unit rumah komersial. Kini, pada tahun 2023 PT Menara Kensetsu membangun 52 dan 24 unit rumah subsidi di Pomalaa.

Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Sulaiman menunjukkan perumahan di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, yang sedang dibangun oleh perusahaannya, 28 Agustus 2023. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

Seiring dengan usaha propertinya yang berjaya, ia juga membuka usaha pencucian mobil “Menara Car Wash” pada Juli 2023 lalu. Sementara, uang dari dana bergulir Antam telah berhasil dikembalikannya sejak 2022 lalu tanpa tunggakan pembayaran.

Sulaiman mengaku tak ingin lagi meminjam dana PKBL Antam tersebut karena selain tak ingin berutang lagi, juga karena ia ingin fokus pada dana yang ada. Selain itu, satu kesyukuran juga baginya adalah tidak memiliki utang dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

Menurutnya, dana bergulir dalam bentuk pinjaman tersebut sangat berguna bagi pengusaha sepertinya. Apalagi, dana pinjaman tersebut tidak dikenakan bunga, yang ada hanya biaya administrasi yang nominalnya tergolong kecil baginya.

Ia berharap masyarakat yang mendapatkan bantuan tersebut dapat memanfaatkannya sebaik mungkin dan harus mengembalikan dana yang telah dipinjam. Sebab dana itu akan digulirkan lagi untuk pengusaha lain yang membutuhkan.

Kisah Sukses Pengusaha di Pomalaa, Jatuh Bangun Rintis Usaha
Usaha pencucian mobil “Menara Car Wash” milik Sulaiman di Jalan Poros Kolaka – Pomalaa, Kabupaten Kolaka. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.ID)

Berdasarkan informasi dari Laporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Antam tahun 2022, program dana bergulir atau pendanaan usaha mikro dan kecil semula dialokasikan dari laba Perusahaan. Penyaluran dana bergulir kepada mitra binaan diberikan dalam bentuk pinjaman lunak dengan jasa administrasi sebesar 3% per tahun, yang jangka waktu pinjamannya maksimal tiga tahun.

Dengan program itu, Antam selaku anggota MIND ID – BUMN Holding Industri Pertambangan ini bertujuan meningkatkan kemampuan usaha mikro dan kecil di daerah sekitar wilayah operasi sehingga mampu menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana bergulir.

Semua itu tidak lain merupakan bagian dari program TJSL yang juga sejalan dengan salah satu tujuan pendirian BUMN, yaitu turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. (***)

Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini