ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI– Di tengah berhentinya maskapai penerbangan hingga waktu yang tidak ditentukan, angka kunjungan wisata di Kabupaten Wakatobi meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2021 kunjungan Wisatawan Nusantara (Wisnus) tercatat sebanyak 9.033, sementara wisatawan mancanegara (Wisman) sebanyak 21 dengan total kunjungan sebanyak 9.054 di saat maskapai penerbangan masih mengudara di Wakatobi.
Sementara di tahun 2022 jumlah kunjungan ke Wakatobi trennya mengalami kenaikan yang cukup tinggi mulai dari kunjungan wisnus sebanyak 10.528 dan kunjungan wisman yang melonjak hingga angka 810 dengan total kunjungan 11.338. Belum termasuk dengan jumlah kunjungan pariwisata pendidikan yang berkisar 600.
Naiknya kunjungan itu didukung oleh sejumlah event berskala nasional yang diselenggarakan di Wakatobi mulai dari acara Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wave), Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) SUMMIT dan dijadikannya Wakatobi sebagai tuan rumah hari Nusantara 2022.
Keseriusan Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi untuk mendongkrak pariwisata terbukti dengan diporsikannya anggaran untuk mensubsidi maskapai penerbangan yang akan melayani rute Wakatobi-Kendari kurang lebih Rp6 miliar untuk tahun 2023 ini.
Staf Khusus Bupati Wakatobi Bidang Ekonomi Kreatif Idris Mandati mengungkapkan, Pemda tidak sedang tidur-tidur karena pasca berhentinya penerbangan itu Bupati menyurat ke direksi penerbangan, kementerian dan berbagai pihak, untuk percepatan. Namun ada regulasi dan dinamika yang terjadi.
Dia berharap kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Hugua sekaligus putra Wakatobi agar bisa menjadi jembatan yang pro aktif di level nasional terkait dengan penerbangan tersebut.
“Siapa pun kepala daerahnya termasuk Hugua tidak akan berani mengambil risiko hukum terkait tarif yang tidak sesuai peraturan. Karena berada diambang batas Peraturan Menteri Perhubungan (Menhub),” ujarnya melalui telepon, Sabtu (28/1/2023).
Menurut Pace (sapaan akrab), belum beroperasinya maskapai penerbangan ke Wakatobi tersebut, tidak serta merta dianggap bahwa pemda Wakatobi ragu-ragu dalam mengambil keputusan tentang subsidi.
“Artinya ini sangat subjektif bahwa penerbangan kita hari ini belum dilanjutkan, Bupati dianggap ragu, dianggap lamban dalam mengambil keputusan, itu juga sangat subyektif karena berbicara subsidi itu sudah dialokasikan oleh Pemda,” ujarnya. (B)
Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma