Lagi, Warga Muna Temukan Ular Piton

Lagi, Warga Muna Temukan Ular Piton
PENEMUAN ULAR PITON - Beberapa warga Desa Liwumetingki, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menemukan seekor ular jenis piton dengan panjang sekitar enam meter dan berat sekitar 50 kilogram, pada hari Rabu (20/6/2018) sekitar pukul 22.00 Wita. (Foto Istimewa).

ZONASULTRA.COM, RAHA – La Didin, warga Desa Liwumetingki, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menemukan seekor ular piton dengan panjang sekitar 6 meter dan berat 50 kilogram.

Kapolsek Pure Iptu Andi Zulvikar mengungkapkan, pada Rabu, 20 Juni 2018 sekitar pukul 22.00 Wita, La Didin mengecek kebun miliknya. Saat berada di kebun, dia mendengar jeritan babi di pinggir kebunnya. Dirinya langsung mengecek dan melihat seekor ular piton yang sementara melilit babi hutan.

(Baca Juga : Warga Muna Ditemukan Tewas Dimakan Ular Piton)

“La Didin langsung pergi menyampaikan kepada warga sekitar bahwa di pinggir pagar kebunnya ada ular piton sementara melilit seekor babi hutan. Tak lama warga sekitar langsung berkumpul dan menangkap ular piton tersebut,” kata Iptu Andi Zulvikar dihubungi, Kamis (21/6/2018).

Lagi, Warga Muna Temukan Ular Piton

Setelah berhasil ditangkap, La Didin bersama warga langsung membunuh ular tersebut karena masyarakat setempat takut nanti ada korban jiwa seperti yang terjadi belum lama ini di Lorong Gea, Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia.

“Dugaan kita ular pada keluar dari sarangnya pada liang rongga tanah akibat liangnya sudah terisi air akibat curah hujan. Sehingga mengakibatkan sarangnya terisi air dan terbawa banjir sehingga ular piton pada keluar dari sarangnya,” tuturnya.

Untuk itu, Iptu Andi Zulvikar mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap mewaspadai adanya ular piton yang sering muncul di seputaran kebun dan sekitar pemukiman warga. Terutama warga yang menjaga kebunnya harus dua atau lebih agar bisa saling menjaga.

“Kalau ada masyarakat yang menemukan ular jenis piton, segera melapor ke pihak Polsek Pure. Demi keamanan masyarakat saat beraktivitas sehari-hari, khususnya saat berkebun,” tegasnya.

Fenomena kemunculan ular piton di Kabupaten Raha bermula saat Wa Tiba (54) warga Lorong Gea, Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, ditemukan tewas dimakan seokor ular piton dengan panjang tujuh meter di kebun miliknya, pada Jumat, 15 Juni 2018.

Senin, 18 Juni 2018 ditemukan lagi seekor ular piton berukuran lima meter di atas atap dapur milik salah seorang warga Jompi di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Mangga Kuning, Kecamatan Katobu sekitar pukul 21.00 Wita.

Rusaknya Ekosistem

Wakil Dekan I Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO), Safril Kasim mengungkapkan, munculnya ular mendekati pemukiman warga karena hilangnya habitat dari reptil tersebut. Hal itu dikarenakan rusaknya ekosistem sehingga melakukan pencarian habitat yang baru agar bisa bertahan hidup.

(Baca Juga : Ekosistem Rusak Diduga Jadi Penyebab Kawanan Ular Masuki Pemukiman Warga)

“Dari pandangan ekosisitem kalau begitu kemungkinan adanya perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan pada hutan alam, sehingga habitatnya menjadi terganggu. Karena sudah tidak nyaman di situ, maka dia melakukan survival untuk bisa melanjutkan hidup, maka keluarlah mereka dari hutan untuk mencari tempat makan yang baru,” kata Safril saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (21/6/2018).

Ia melanjutkan, penyebab dari hilangnya habitat ialah adanya deforestasi atau penghilangan hutan yang disebabkan perubahan penggunaan lahan, entah itu menjadi lahan pemukiman atau perkebunan, dan sebagainya, atau juga bisa akibat kebakaran hutan yang menyebabkan rusaknya ekosistem di hutan. (B)

 


Reporter : Kasman
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini