ZONASULTRA.COM, KENDARI – Banjir bandang yang menerjang tujuh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak pekan lalu, tak hanya menyebabkan ribuan rumah terendam, namun kawasan industri juga ikut menjadi bencana tersebut.
Seperti yang terjad di kawasan smelter PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang berada dalam satu kawasan di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe. Akibat genangan banjir, jalan menuju lokasi mega induatri itu sulit dijangkau.
Site menejer PT VDNI Rusmin Abdul Gani mengatakan, banjir yang menggenang itu menghalangi karyawan pabrik yang hendak bekerja. Jika, hujan terus mengguyur wilayah Konawe dan sekitarnya tidak berhenti, Rusmin mengaku perusahaan merugi puluhan hingga ratusan miliar.
Baca Juga : Perusahaan Tambang Ini Beri Bantuan untuk Korban Banjir Konut
“Jadi akibat banjir itu, sampai hari ini kita mengurangi kapasitas produksi hingga 20 persen. Yang jelas kalau hujan terus berlanjut, mengakibatkan sebagian areal pabrik tergenang dan aktivitas terhenti, ditaksir kerugian puluhan hingga ratusan miliar,” jelas Rusmin saat ditemui di Konawe, Jumat (15/6/2019).
Banjir yang membuat ribuan warga mengungsi itu, berdampak pada target ekspor perusahaan tambang nikel itu menurun. VDNI sendiri menargetkan 600 ribu metrik ton produksi veronikel tahun ini, namun ketika adanya pengurangan kapasitas produksi sampai 20 persen, maka target itu akan berkurang.
Selain itu, akses jalan bagi karyawan dan logistik menuju PT VDNI juga ikut diterjang banjir ditambah adanya jembatan putus. Misalnya saja, ruas jalan di Desa Pondidaha, Jembatan di Desa Andodowi Kecamatan Sampara dan jalan di Desa Wonua Morini, Kecamatan Morosi juga terdampak banji.
Baca Juga : Wagub Sultra: Tambang dan Kerusakan Lingkungan Penyebab Banjir di Konut
Aktivitas pertambangan juga ikut terganggu. Pasalnya, penyaluran logistik seperti semen, gas dan bahan bakar melalui satu-satunya jalur tersendiri. Akan tetapi kebutuhan bahan baku ore nikel tidak berpengaruh dengan adanya banjir.
“Alhamdulillah stok ore nikel sudah cukup banyak sebelum hujan. Masih bisa bertahan sampai dua bulan kedepan. Tinggal target itu tadi 600 ribu metrik ton itu berkurang,” tukasnya. (a)